Kamu~ A short story
hope enjoy it!!!!!
***
Aku terus saja memandanginya. Aku tersenyum. Tak ada yang lebih indah dari memandang wajahnya.
"hei fy"
Aku mendongak melihat siapa itu.. Ah dia. Aku tersenyum
"hai yel"
"nyendiri lagi nih?" dia mendudukan tubuhnya disebelahku.
Aku memang sedang duduk disalah satu bangku taman sekolahku. Menyendiri, mungkin sudah menjadi hobiku tanpa aku sadari. ah itu tak penting. satu hal yang penting.. Aku disini karena 'dia' orang yang berada di tengah lapangan itu.
"fy?"
"ah yaa? Kenapa yel?"
"kamu kenapa sih?"
"enggak kok, aku gak apa-apa"
Hening.. Tak ada lagi suara dariku maupun gabriel.
Aku tersenyum lagi.. Dilapangan sana, 'dia' terlihat sedang bermain basket bersama kawannya. tawa renyahnya mampu menerbangkan kupu-kupu yang menggelitik diperutku.. Selalu
Disisi lain aku mengabaikan gabriel. Aku tau dia sedang menatapku. Aku juga merasakan hembusan nafasnya yang melemah. Tapi.. Apa peduliku? Lagi pula gabriel itu hanya temanku.
"fy.." suara pelannya membuatku menoleh
"yaa, kenapa?"
"apa aku berhak mencintai seseorang?"
dia menatap kelangit. aku akui gabriel memang sangat tampan..
"semua orang punya cinta yel, berhak dicintai dan berhak mencintai. Karena cinta itu universal. Tuhan punya cinta untuk umatnya. Orang tua, mereka punya cinta sendiri untuk anaknya. seorang sahabat mereka punya cinta untuk sahabatnya yang lain. Dan sepasang kekasih, mereka punya cinta satu sama lain. Begitu juga kamu.."
"cinta yang spesial juga universal?"
"semua cinta itu spesial menurut aku. Aku yakin, orang yang kamu cintai pasti sangat beruntung"
aku menoleh dan gabriel memandangku. Aku tersenyum kecil melihat wajahnya
"yel? Kamu kenapa sih?"
"hah? Enggak. Aku cuma.. Gak nyangka aja kamu bisa ngomong kayak gitu"
"semua orang punya sisi lain"
"yaah, aku tau. Dan tadi itu bisa dibilang sisi lain kamu"
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Aku memandang sosok yang sedang asik bermain basket. 'Dia' memang tak pernah menganggapku, mungkin saja dia juga tidak tau siapa aku.. Tapi biarlah, memupuk kepercayaan diri itu hal yang positive. Aku yakin suatu saat nanti 'dia' merasakan perasaan yang sama sepertiku.
***
Rasa ini memang harusnya tak pernah ada.. Tak tercipta karenamu, tak diperuntukan
untukmu.. Dan menjadikanku seperti alang-alang yg terbengkalai tak dijamah
Tapi aku tak peduli kau hiraukan ragaku..
Karena rasa ini.. Yang mampu membuatku bertahan
***
Seperti biasa, aku menghabiskan waktu istirahat ditaman dekat lapang basket. Tentunya untuk melihat 'dia'. Tapi hari ini.. Aku sama sekali tak melihat 'dia' di sekolah, juga dilapang basket seperti biasa. Yang ada hanya kedua kawannya yang bermain basket dengan lesu.
Aku mendengus kesal. Kemana 'dia'?
"nyari rio ya??"
Aku menoleh keasal suara itu. Tubuh tinggi tegap ada disampingku sekarang. Berdiri menatap lurus kedepan
"hah? Kamu tau dari mana yel?"
Yah dia gabriel.
"itu udah bukan rahasia kamu lagi. Tapi udah jadi rahasia umum. Artinya semua orang udah tau"
aku tersenyum kaku. Segitu terlihatnya? Aku merutuk.. Pantas saja akhir-akhir ini teman sekelasku selalu menggodaku
"kamu suka sama rio?"
Gabriel memandangku datar
"apaan sih yel" ucapku setengah malu..
Aku tak tau bagaimana wajahku sekarang. Aku jamin pasti sudah merah sekali..
Gabriel tersenyum miring
"sudah kuduga"
"maksud kamu?"
"aku cuma mau bilang, hari ini rio gak sekolah. Dia sakit. Jadi aku saranin kamu gak usah disini"
Perasaanku tiba-tiba saja cemas. Apa yang terjadi dengan rio?
"rio sakit? Kamu tau dari mana?"
"kamu tau aku sekelas sama dia kan?"
aku mengangguk lesu
"tapi, dia gak sakit parah kan yel?"
"kalau itu, aku gak tau"
***
Taukah kamu, saat kamu terbaring lemah, aku akan selalu ada untuk kamu. hatiku akan selalu
damai untuk menjagamu..
***
Aku melihat 'dia' terbaring lemah dikamarnya. sekarang aku berada di depan kamar nomor 67 mawar, disebuah rumah sakit kawasan bogor. Tubuh ringkihnya terlihat lemah, dengan selang oksigen yang menutupi sebagian wajahnya. aku menarik nafas keras, memberanikan diri membuka pintunya dan masuk menghampiri rio.. Yah itu rio.
Air mataku tak sanggup dibendung lagi. Aku mendekat kearahnya.. Menggenggam tangannya dengan gemetar. Aku menggigit bibir bawahku, agar isakanku tak terdengar dan sampai membangunkannya.
ku usap wajah pucatnya. Aku menangis lagi, rasanya tak sanggup bila harus melihatnya seperti ini.
Aku teringat percakapanku dengan gabriel tadi siang.. Saat gabriel memberi tahuku kalau rio dirawat dirumah sakit
*** (fb)
"yel.. Bilang sama aku, kenapa kamu tahu banyak soal rio?"
Gabriel diam saja.. Aku sudah menangis saat itu juga.
"jawab dong yel!"
"aku nyari informasi soal dia"
"kenapaa??? apa yang membuat kamu ngelakuin semua itu?"
"karena aku.. Aku cinta sama kamu"
Gabriel menatapku dalam... Aku diam mematung dan masih dalam keadaan menangis. Mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya. Aku tak habis pikir tentang perasaan gabriel..
"sejak kapan?"
"sejak lamaa. sejak kita masih SMP"
"kenapa kamu gak pernah bilang?"
"karena dihati kamu cuma ada Rio!!"
aku jatuh terduduk
"aku tau kamu itu tulus cinta sama rio fy!, tapi kamu tau sendiri, rio itu gak pernah liat kamu! Gak pernah ada untuk kamu! Bahkan sampai saat ini, siapa yang selalu ada buat kamu? hah? Aku kan??!!"
Aku sama sekali tak berani menatap wajah itu.. Matanya bukan lagi mata yang damai seperti biasanya. Gabriel.. Maafkan aku
"aku minta maaf yel! (hiks)"
gabriel menghela nafas kasar
"kamu harus kerumah sakit sekarang. Rio kritis"
"apa??"
"dia mengidap kanker hati stadium 4. Sejak 2 tahun lalu"
Sekali lagi, seperti ada hantaman batu tepat mengenai hatiku. Hingga rasanya ngilu seperti ini..
"tapi kamu?"
"aku sadar satu hal fy, cinta itu gak bisa dipaksain. Dan takdir memilih kamu untuk mencintai rio bukan aku. Dan aku terima itu fy.. Aku cukup bahagia karena aku bisa mencintai kamu"
Gabriel tersenyum.. dan aku membalasnya.
"makasih gabriel"
*** (fb off)
Aku menangis melihat layar monitor yang bergaris lurus.. Itu tandanya jantung rio tak berdetak lagi. Diluar awan hitam memayungi jenazahnya.
Terimakasih.. Karena kamu udah mau nunggu aku.
"Dan inilah saatnya kamu pergi.. Rio"
***
Kamu.. Jadilah bintang disana.
Jadilah seseorang yang selalu menjagaku dari langit. Meskipun kamu tidak pernah mengenalku..
***









