[FF EXO] -ROBOT-
Title: Robot
Author: kaiwifey
Main cast: Kim Jong In (Exo), Oh Naya (OC)
Rating: PG 15
Genre: romance
Length: oneshoot
Disclaimer: Tokoh cerita ini milik tuhan. Kecuali OC adalah tokoh imajinasi saya. Cerita ini murni hasil pemikiran saya. Jadi tolong hargai!
Don't be a PLAGIATOR!!
Happy read it :))
-ROBOT-
Aku tidak tau
Aku ini siapa?
Untuk apa aku disini?
Ruangan ini begitu pengap!
Aku tidak suka!
Dan, kenapa aku bisa berbicara?
Sebenarnya, aku ini apa?
***
Seorang namja duduk termenung di sebuah ruangan. Ruangan bercat putih gading, dengan nuansa eropa yang dominan. Menambah kesan 'wah' diruangan ini. Namja itu duduk di kursi hitam, matanya terus menyapu deretan pesan dalam sebuah benda berukuran persegi panjang, dan berwarna putih ditangannya itu.
Pesan yang selama beberapa hari ini terus berputar di otaknya.
'Dia sudah sadar. Kurasa kita berhasil membuat'nya' menjadi manusia baru. Apa kau akan kesini, dan menjemputnya segera?'
'Jong-In, kurasa dia tidak mengetahui apapun! Persis seperti seorang bayi yang baru dilahirkan. Kau tidak merasa kasihan?'
'Hei.! Kau harus secepatnya mengambil budak mu ini!'
Jong In -namja tadi- menghela nafas kasar. Apa yang sebenarnya ia pikirkan sekarang? Bukankah merubah'nya' menjadi seperti sekarang adalah kemauannya?, tapi kenapa sekarang ada rasa sesal yang mengganjal dihatinya? Apa ini keputusan yang benar?.
Jong In adalah seorang profesor. Usianya masih menginjak 23tahun. Sangat mungkin, orang jenius sepertinya sudah mendapat gelar prof. dengan usia sebegitu mudanya.
Dan satu bulan yang lalu, dia melakukan suatu percobaan. Bukan, bukan hanya percobaan semata. Mungkin, lebih tepatnya percobaan dengan menuruti segala egonya. Dan sekarang terbukti, dari hasil egonya itu.. Tercipta seorang manusia. Bukan manusia buatan seperti robot! Tapi manusia yang sudah mati dan ditransformasi ulang menjadi manusia hidup dengan berbagai alat vital yang diciptakan serupa dengan alat vital manusia lainnya. Seperti jantung, hati, dan organ yang lainnya. Hanya saja, manusia buatan itu tercipta kembali dengan keadaan hilang ingatan permanen. Tidak mengingat apapun semasa hidupnya sebelum dia mati. seperti bayi yang baru dilahirkan.
***
Sekarang tepat empat bulan Jong In hidup dengan manusia buatan itu. Seorang yeoja cantik. Sekilas, tidak ada bedanya dengan manusia umum lainnya. Kulitnya, iris matanya, surai hitam panjangnya, semuanya memang asli! Karena 'dia' pernah terlahir menjadi manusia seperti manusia umumnya. Hanya saja takdirnya berkata lain. Meninggal, setelah itu bertransformasi menjadi manusia kembali dengan organ vital yang berbeda tapi memiliki fungsi yang sama. Yah, berkat seorang namja egois seperti Jong In! Namja yang tidak mau menerima takdir yang tuhan gariskan untuk yeoja itu!
***
Naya pov
Aku terbangun. Matahari cerah menelusup. Membuat mataku sedikit demi sedikit terbuka. Aku tersenyum, meski nyatanya sampai saat ini aku tidak tau kenapa aku harus tersenyum saat membuka mataku dan masih bisa melihat matahari. Jong In. Yah, Jong In tuanku yang mengatakannya.
"Kau harus ingat. Jika kau membuka mata dan masih melihat matahari ketika pagi, kau harus tersenyum. Itu tanda kau bersyukur, karena kau masih dapat hidup didunia ini"
Aku tidak mengerti maksud ucapannya. Tapi otakku merespon apa yang harus aku perbuat setelah mendengar 'tuan' mengatakan hal itu. Dan hal itu, sudah rutin aku lakukan.
Jam dinding berwarna blue soft itu menunjukan angka 7, itu artinya sudah cukup siang. Aku bergegas kekamar mandi dan melakukan aktivitas rutinku setiap pagi dan sore, yaitu mandi. Aku tidak tau mengapa aku harus mandi. Basah, dingin! Tapi tuan selalu mengatakan, jika pagi menjelang kau harus mandi. Dengan cara membasuh seluruh tubuhmu dengan air, dan memakai sabun. Itu akan membuatmu selalu terlihat bersih dan cantik.
Aku selalu tersenyum ketika 'tuan' Jong In mengatakan aku cantik. Meskipun aku tidak tau maksud kata 'cantik' itu apa, tapi entah kenapa pipiku memanas mendengar 'tuan' menyebutkan kata itu. Selain itu, seperti ada benda asing yang bergetar dalam tubuhku, berdenyut dan membuatku merasakan sensasi luar biasa dengan debaran jantung didalam diriku. Anehnya, aku selalu menikmati itu. Tapi tidak berlaku ketika luhan, -teman 'tuanku'- yang mengatakan aku cantik.
Aku sama sekali tidak mengerti. Dan aku tidak berani menanyakan hal itu pada 'tuan'.
***
Hari ini 'tuan' mengajakku berjalan-jalan ditaman. Itu membuatku senang. Karena berarti, waktuku bersama 'tuan' sangat panjang hari ini. Dan aku selalu menginginkan hal itu. Berada disampingnya, dan terus memandang wajah tampannya. Itu sudah menjadi candu bagiku. Walaupun aku masih tidak mengerti, mengapa bisa seperti itu?
End Naya pov
***
Jong In pov
Hari ini aku mengajaknya ketaman. Sekedar berjalan-jalan. Sebenarnya bukan karena hal itu. Tapi, aku ingin menghabiskan waktuku bersma 'dia'. Naya, kau akan selalu menjadi yeoja tercantik yang kumiliki. Dan aku tidak akan pernah menyesali apa yang telah aku perbuat demi membuatmu tetap hidup dan sampai sekarang masih bertahan disampingku.
Meskipun aku tau. Kau tidak melihatku seperti dulu, kau tidak merasakan perasaan seperti dulu. Tapi kumohon percayalah! Hingga saat ini, aku masih melihatmu seperti dulu, masih merasakan perasaan seperti dulu. Perasaan ingin selalu melindungimu, mencintaimu, bahkan hal apapun akan aku lakukan untuk membuatmu tetap berada disampingku. Egois? Memang! Tapi aku tidak peduli! Selagi itu bisa membuatmu terus tersenyum didunia ini. Aku tidak peduli.
***
"Tuan.."
"Hm?"
"Apa boleh aku bertanya sesuatu?"
"Katakan,"
"Tuan, tuan pernah berbicara tentang seseorang yang memiliki arti terpenting dalam hidup tuan. Aku ingin tau, apa arti seseorang begitu penting dalam hidup seseorang?"
Aku menoleh. Iris matanya tetap sama. Cokelat dan memantulkan cahaya kepolosan yang paling aku sukai dan tatapan itu yang mampu membuat jantungku berpacu diatas normal. Hanya saja, tatapannya kini terlihat kosong. Tidak seperti dulu saat dia masih 'hidup' layaknya manusia umumnya.
Aku tersenyum lembut, seraya membelai surai hitamnya.
"Tentu saja. Aku pernah bilang, seseorang akan terasa hidup jika dianggap penting oleh orang lain"
Dia menangguk. Lalu tersenyum dan membelai wajahku. Seperti biasanya. Dia selalu melakukan itu dan aku menyukai setiap sentuhan jarinya ketika menyapu wajahku.
"Lantas, apa aku memiliki arti penting dalam hidup tuan?"
Aku tertegun sejenak. Menyelami iris matanya. Tiba-tiba rasa sesal itu merayap disetiap dinding hati, menyisakan luka bekas yang sempat menutup kini kembali menganga. Seolah mengingatkan, jika takdir itu tidak bisa dielakkan. Se jenius apapun seseorang! Meskipun bisa, hanya dalam kurun waktu tertentu! Dan semuanya akan kembali kejalannya semula.
Sesak.
Dadaku sesak seperti terhimpit sesuatu. Jantungku berdebar tidak karuan. Ada yang menyakitkan didalam sana.
"Tuan?"
"Eoh?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku!"
"Ah, itu.. Kau sangat ingin tau?"
Dia mengangguk semangat dengan kepolosan khas seorang anak kecil. Menggemaskan sekaligus juga menyakitkan.
"Kau itu adalah segalanya bagiku. Aku, tidak tau jika suatu saat nanti aku kehilanganmu. Mungkin saja, aku tidak dapat hidup dengan sempurna. Maka dari itu.."
"Tenang saja, tuan! Aku akan tetap berada disampingmu. Sampai kapanpun! Kau harus percaya itu"
Aku menelan kasar liurku. Aku tidak mau dengan bodoh membiarkan air mataku jatuh ketika melihatnya mengeluarkan air mata dengan kebingungan.
"Terimakasih, naya"
Aku tersenyum miris dengan ibu jari yang tengah menghapus air matanya. Ia hanya menatapku bingung. Naya, maafkan aku
"Tuan? Air ini apa?"
Aku menggigit bibir bawahku, menahan tangisan yang tidak seharusnya aku perlihatkan padanya. Dia mengusap air matanya, menatap air mata itu dengan bingung. Sementara air matanya terus keluar tanpa henti. Oh tuhan!
"Tidak apa naya, itu hanya air mata. Seseorang wajar mengeluarkan air mata. Itu tandanya dia masih memiliki perasaan"
"Aku? Memiliki perasaan?"
"Tentu saja! Kau itu manusia. Dan sudah sepantasnya kau memiliki perasaan"
Aku merintih mengucapkan kalimat itu. Manusia. Yah, manusia!! Dia memang manusia. Meskipun hanya manusia buatan dan tidak akan lama lagi, semuanya akan berakhir.
"Seperti apa perasaan itu?"
"Perasaan yah?.."
"..Persaan itu, hanya kau sendiri yang dapat merasakannya, naya"
"Tuan, apa perasaan itu seperti jantung yang berdetak kencang?"
"Bisa jadi. Itu tandanya kau sedang menyukai seseorang"
"Menyukai seseorang?"
"Ne, kau sedang jatuh cinta?"
"Aku tidak tau tuan.. Yang aku rasa, disini, jantungku berdetak kencang, hatiku selalu bergetar.."
"Sejak kapan?"
"Sejak awal bertemu denganmu tuan. Sampai saat ini, detik inipun! Aku masih merasakan detak jantungku yang berdetak kencang. Dan itu hanya akan terjadi saat aku berada disampingmu, tuan. Apa itu artinya aku jatuh cinta padamu?"
***
Awan mendung kini menghiasa langit. Tepat dibawah langit ini aku menangis. Menangis menangisi raga yang mati untuk yang kedua kalinya. Pemakaman ini. Sama persis dengan apa yang aku alami 7 bulan silam. Perasaan ini, sama hancurnya dengan perasaan 7 bulan silam ketika aku mengantarnya keperistirahatan terkahirnya. Dan sekarang, saat ini juga semua kembali terulangng! Bagaikan sebuah dejavu. Pemakaman. Jasad yang sama. Perasaan yang sama. Mendung yang sama.
Naya. Aku mencintaimu. Jika tuhan berkenan merubah takdir ini, aku hanya ingin meminta satu permohonan. Aku ingin, kita dapat hidup bersama lagi. Dalam kehidupan ketiga..
***
END
Note: Readersnya boleh komen kok :p!
Oh ya, maaf kalau PENDEK! >< dan ffnya kurang memuaskan. Ini juga bikinnya sebentar. Typo dimana-mana, dan genre yang membosankan (⌣́_⌣̀) sekali lagi maaf! Tapi aku udah berusaha bikin ff yang bagus dan disukai readers. Jadi mohon dihargai :) gomawo!



