2014

Sunday, 19 October 2014

EXO, EXO-L Let's Love!





Aku gatau mesti nulis apa lagi kali ini. semua moodku turun drastis setelah apa yang terjadi sama exo di tahun ini. oke mungkin aku masih bisa kuat waktu Kris mutusin buat hengkang dari exo,tapi sekarang? Luhan juga hengkang. bukannya aku nyerah buat dukung exo cuma gara-gara ini, aku tetep dukung mereka. malah semangat aku buat bikin exo bangga punya fans labil kayak gini semakin naik. jujur aja banyak banget kenangan-kenangan yang udah Kris sama Luhan buat selama kurang lebih 2 tahun ini. mungkin itu yang bikin susaaaaaaah banget move on nya. maunya nangis aja pas liat exo perform yang sekarang gaada Kris sama Luhan :(
Tapi disini, exo-l harusnya bisa lebih kuat buat member exo yang lain. aku sangat tersentuh dengan pesan lay di instagram. dia pasti sedih banget saat itu, tapi berusaha kuat dan memberi semangat buat exo-l. harusnya kita yang ngasih semangat buat mereka. dan beberapa hari yang lalu, Kai juga nulis pesan di website exo-l, secara ga langsung dia ngasih pengertian buat kita biar bisa menerima setiap perubahan yang terjadi di kehidupan kita. Thank you Lay, Kai, and other exo members! thank you for being the one of the reasons why I am so lucky to be born in this world to love you. let's love till the end, EXO!!

And for Luhan and Kris, I hope you'll more successful. keep healthy! We love you and miss you!


Sunday, 21 September 2014

[EXO FF] MEMORIES - OneShot




Title: Memories
Author : kaiwifey
Cast :     Oh Sehun || Kim Taeyeon
Rating : PG 17
Length : Oneshot
Genre : Angst, Sad, Romance

Note's : Assalamualaikum. malam ini saya bawa fanfic oneshot lagi dengan genre yang sama. semoga gak buat readers bosan yah, hehe, 
Disclaimer : Cast belong to God, their parents and SM! But this story and plot is mine! Don’t copy paste this story! Don’t be a Plagiarism!

Happy reading ^^

Recommended Song : Taeyang - Eyes, Nose, Lips


–\\ MEMORIES //–

– Sekuat apapun sehun berusaha, tetap saja hatinya akan kembali dan tidak akan pernah lepas dari gadis itu–

--- 

Terlalu asing disaat kedua mata itu terbuka dan mendapati udara hampa disampingnya. Semuanya tak lagi sama sejak 2 tahun ini. Bagi sehun, perubahan sekecil ini berdampak terlalu besar. Dirinya tak lagi tersenyum sesering dulu. Sehun kembali menjadi sosok dingin, dan seakan membangun tebing kokoh yang membatasinya dengan dunia luar. Ya, semuanya tak lagi sama semenjak sosok itu harus pergi.

---

Ini adalah malam ke-sepuluh sejak salju turun di musim dingin tahun ini. Tak lantas membuat sehun bergerak seinci pun walau udara dingin terasa menusuk tulang­­-belulang disekujur tubuhnya. Udara panas yang sedari tadi menguar dari secangkir mocca di depannya tak lagi sepanas 30 menit lalu meskipun isinya masih sama sejak minuman itu sampai di mejanya. Sepertinya sehun tak berniat sedikitpun meminum minuman berkafein itu.

Jarum jam masih terus berputar, dan sehun masih harus menunggu. Menunggu seseorang yang entah mengingat janji mereka itu atau tidak.

Lelah

Sehun sudah lelah. Sesungguhnya laki-laki itu tidak suka menunggu. Bagian mana dari kata menunggu yang menyenangkan? Namun kembali ingatannya menangkap senyuman hangat gadis itu membuat hatinya ikut merasakan kehangatan itu dan detik itu pula, dia rela menunggu gadis itu walau sampai kapanpun.

Di ujung pintu berjarak beberapa meja dari tempat sehun duduk, seorang gadis berambut sebahu serta berwarna coklat madu –kesukaannya- berjalan tergesa sembari mengeratkan coat merah marunnya. Beberapa butiran salju masih terlihat memenuhi sebagian area rambutnya, kulit pucat pasinya terlihat semakin pucat dimata oh sehun.

Dia tersenyum begitu mendapati sehun memperhatikannya, membuat sehun menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan indah, seindah mungkin demi gadis-nya.

“Maaf aku telat lagi” gadis itu berkata lembut. Dengan pandangan mata memohon yang selalu membuat jantung sehun berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Sebelum mendudukan tubuh mungilnya di depan sehun, terlebih dulu gadis-nya itu mencium kedua pipi sehun. Lagi-lagi degupan jantung sehun kian menggila karena ulahnya.

“Tidak apa-apa”

Gadis itu kemudian duduk dengan kekehan kecil ketika kedua bola matanya menangkap semburat kemerahan di kedua pipi laki-laki yang sesungguhnya ber-image dingin itu.
Keduanya memilih diam dan berkutat dengan pikiran masing­-masing. Sehun yang masih menatap lembut gadis-nya tanpa disadari gadis itu. Sementara gadis itu terlihat sibuk memainkan ponsel sambil menunduk.

Suasana hening itu akhirnya berakhir sesampainya pesanan cappucino panas milik gadis itu sampai di meja. Setelah mengucap kata terima kasih, sehun melihat kedua tangan mungil gadis itu melingkar di kedua sisi cangkir, mencoba menghangatkan suhu tubuhnya. Sebelah tangannya tergerak menggenggam sebelah tangan gadis itu, membuat iris kelam miliknya mau tak mau harus bersirobok
dengan iris madu didepannya. Sehun tersenyum, meremas pelan genggaman tangannya menyalurkan kehangatannya pada gadis itu.

Gadis hanya itu tersenyum masam sembari menundukan kepalanya kembali. Sebuah rasa sesal perlahan menelusup di hatinya.

“Bagaimana kegiatanmmu hari ini?” Sehun menginterupsi keheningan yang berlangsung kurang dari 30 detik itu dengan sebuah pertanyaan biasa.

Sebenarnya sehun bukan tipe orang yang akan memulai pembicaraan terlebih dulu. Namun di depan gadis-nya dirinya perlahan berubah. Yah meski itu hanya berlaku di depan gadis itu saja. Sudah sehun katakan sebelumnya kan? Apapun akan dia lakukan demi gadis itu. Sekalipun ia harus mati.

“Lumayan menyenangkan. Aku mendapat pekerjaan lagi hari ini” gadis itu menjawab sangat pelan, nyaris tak terdengar jika saja caffe ini berisik.

Sehun mendesah. Menatap gadis itu lirih. Sementara yang ditatap hanya menampakan ekspresi datar dengan tatapan kosong.

“Bisakah kau berhenti, taeyeon?”

Kini kedua tangan sehun menggenggam erat kedua tangan taeyeon. Meremasnya semakin erat, menyalurkn perasaan tak kasat matanya pada gadis itu. Menyampaikan seberapa besar rasa cinta yang dia miliki untuk gadis itu.

Taeyeon menghela nafas panjang. Memfokuskan tatapannya, mengunci kedua manik kelam di depannya, seolah menariknya menyelami berbagai kisah yang dialaminya selama ini.

“Aku.. Tidak bisa, sehun-ah”

Berakhir menatap sendu laki-laki itu. Air mata sudah membendung di kedua kelopak matanya. Tak ingin menangis di depan sehun, taeyeon hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Tak peduli jika bibir merah jambu itu akan berdarah karenanya.

Hening kembali sebelum akhirnya taeyeon membuka suara untuk yang pertama kalinya.

“Sehun, apa.. tak sebaiknya kau mencari perempuan lain?”
Sehun menatap taeyeon tajam. Sementara taeyeon semakin tertunduk dalam.

“Maaf sehun, aku–”

“Aku tidak butuh siapapun didunia ini. Aku hanya membutuhkanmu”

Taeyeon mendongak menatap kedua bola mata sehun yang kini menatapnya terluka. Dia merasa senang entah mengapa. Sehun memang sangat mencintainya.
Karena bagaimanapun, sekuat apapun sehun berusaha, tetap saja hatinya akan kembali dan tidak akan pernah lepas dari gadis itu.

---

Dari awal memang sudah jalan hidupnya seperti ini. Menjadi seorang anak korban broken home. Terlalu muak, untuk itu dia memutuskan untuk tidak mengikuti salah satu dari kedua orang tuanya. Seharusnya dia merasa cukup lega mengingat ibunyalah yang memenangkan hak asuh atas dirinya, bukan ayahnya yang seorang gila pekerjaan dan dia sama sekali tak berharga dimata ayahnya. Sayang, ibunya juga tak jauh berbeda dengan ayahnya mungkin lebih gila, dan itu membuatnya sangat merasa muak. Bermain laki-laki, gila pekerjaan, dan sering menetap diluar negeri. Itu membuatnya berpikir untuk hidup sendiri dari pada harus hidup dengan dua orang gila di sampingnya.

Dia memulai hidup barunya tanpa kedua orang tua di usia 17 tahun. Bertahan hidup seorang diri di tengah-tengah kota besar nan kejam seperti seoul membuatnya tak sedikit mengalami kesulitan. Untungnya taeyeon mengambil sekolah 2 tahun di sma, dia sekolah hingga bisa lulus mengantongi ijazah karena semua administrasinya sudah diurus oleh ayahnya di tahun pertama dia minginjakan kaki di bangku sma.

Hidupnya memang tidak terlalu mengalami kesulitan ekonomi di tahun pertama, mengingat dia tidak harus membayar uang sekolah kecuali menyisihkan uang tabungannya untuk keperluan sehari-hari dan menyewa apartemen kecil untuk tempat tinggalnya.

Tidak terlalu sulit sebelum kesulitan itu benar-benar datang dan membuatnya frustasi. Tabungan taeyeon semakin menipis, dan dia harus bekerja banting tulang di usianya yang masih sangat muda dan dia sangat membutuhkan uang banyak untuk melanjutkan kuliahnya. Untuk mendapat pekerjaan layak di kota sebesar dan sekejam seoul, tidak akan ada pekerjaan dengan jaminan besar dengan bermodalkan ijazah sma saja.

Taeyeon menjadi seorang pelayan di beberapa caffe kecil demi mengumpulkan recehan demi recehan untuk hidupnya. Hingga masalah terus berlanjut dengan hutangnya yang semakin menumpuk demi membiayai kuliahnya. Mengharuskannya memilih jalan terakhir.

Malam itu taeyeon mengikuti saran beberapa temannya, mengunjungi sebuah bar di pertengahan kota seoul. Hingga kejadian yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidup itu merenggut sesuatu yang paling berharga dalam dirinya namun menghasilkan beberapa juta won dalam waktu satu malam.
Upah yang menggiurkan itu sepertinya telah merasuki pikiran taeyeon hingga dirinya memutuskan untuk menjadi pekerja di bar itu. Pekerjaan hina dan paling menjijikan di hidupnya itu akhirnya menjadi tumpuan hidupnya.

Disanalah dia bertemu dengan sehun. Laki-laki berkulit putih bak porselen yang terlihat sangat mencolok dengan rambut warna-warninya itu sedang mabuk dan sekejap menjadi pusat perhatian karena aksi menari gilanya di lantai dansa. Sangat menarik perhatian taeyeon.

Dari meja bar tempatnya saat ini, taeyeon melihat bagaimana lelaki itu beberapa kali menabrak pengunjung lain, namun tetap menari dengan gilanya. Beberapa kali pula iris madunya menangkap sehun yang tengah mencium wanita-wanita disana dengan sensual. Entah mengapa membuat hati taeyeon memanas melihatnya.

Perlahan namun pasti taeyeon berjalan menghampiri laki-laki itu. Menatap lekat tubuh berkeringat didepannya seketika membuat detak jantungnya menggila.
Dia tampan. Taeyeon mengakui itu. Dengan kaos putih dan jaket kulit berwarna hitam membuat laki-laki itu terlihat sangat tampan dimata taeyeon.

Taeyeon masih sibuk dengan pikirannya sendiri, sebelum akhirnya ia merasakan sepasang bibir tipis itu melumat ganas bibirnya. Matanya terbelalak dengan aksi lelaki itu. Dalam pikirannya ini terasa salah, namun hatinya tak memungkiri jika dirinya begitu terhanyut dalam ciuman panas itu hingga kedua matanya terpejam menikmati.

---

Sinar mentari menelusup melewati celah gorden berwarna peach itu dan membuat seseorang didalam selimut tebal itu menggeliat. Sebuah kepala menyembul dibaliknya, dengan rambut sebahu yang berantakan, dan juga kemeja putih kebesaran di tubuhnya. Gadis itu terdiam sambil mengucek pelan matanya. Kedua manik matanya teralih menatap seseorang di sampingnya, seorang laki-laki bertubuh polos tanpa sehelai benangpun dikenakannya. Taeyeon menatap sendu sosok itu, seraya mengusap lembut kening sehun. Dia tidak mengerti kedaan dirinya sendiri.

Hal yang selalu membuatnya muak dan merasa jijik terhadap dirinya sendiri seolah sirna tanpa bekas disaat bibir itu menginvasi seluruh tubuhnya berakhir dengan sebuah kenikmatan tak ternilai bersamaan dengan perasaan membuncah di hatinya setiap laki-laki itu menyentuhnya.

Dia selalu terbang melayang disaat jemari sehun membelai tubuh polosnya, membuat malam panjangnya lebih dari kata indah, menjauhkannya dari mimpi buruk yang sialnya adalah sebuah kenyataan di hidupnya.

Jemarinya memimijit keningnya beberapa kali. Entah mengapa dirinya begitu pusing dan perasaan meletup di area perutnya kian membuncah ketika menatap wajah polos lelaki di sampingnya. Rasanya menggelitik namun menyakitkan disaat yang sama.
Dia merasa tak pantas untuk lelaki itu.

---

Sehun merasa dirinya semakin jatuh dalam pesona seorang kim taeyeon. Berawal dari malam panjang keduanya di kamar apartemen miliknya yang tak lebih dari orang asing yang melakukan one night stand. Tapi sepertinya tuhan telah menulis takdir keduanya untuk terikat satu sama lain. Pertemuan mereka yang tiba-tiba di kampus, menjadi sepasang kekasih –seperti itulah anggapan oh sehun meskipun dari kesemua hal yang dia lakukan untuk menunjukan rasa cintanya terhadap gadis itu tak pernah terjawab satupun. Namun sehun masih bisa bernapas lega karena gadis itu tak menunjukan penolakan sama sekali.

Disaat sehun meminta taeyeon untuk tinggal bersamanya di apartemen miliknya, gadis itu tak menolak. Lalu ketika sehun meminta taeyeon untuk tidur sekamar dengannya, gadis itu tak masalah. Dan sehun tak merasa keberatan sedikitpun menjadi tumpuan beban gadis itu, karena sesungguhnya gadis itu lebih berharga dibandingkan dirinya sendiri.

Saat itulah hidup sehun dengan perlahan berubah sepenuhnya. Seolah taeyeon adalah sebuah gelas kaca berharga miliaran dollar, untuk itu sehun dengan hati-hati menjaga gadis itu. Tak ada satupun orang yang dapat menyakiti gadis itu.

Disisi lain, taeyeon merasa ini semua salah. Sehun telah berubah dan semakin jauh dari kehidupan awalnya. Taeyeon merasa dirinya yang telah membuat sehun seperti ini.

Dia mencintai laki-laki itu, sangat. Namun perasaan tak pantas selalu datang padanya disaat ia ingin membalas setiap pengakuan sehun terhadapnya. Membuat dadanya sesak dan dipenuhi rasa bersalah, dan dia sadar dia telah menyakiti perasaan sehun secara perlahan.

Sehun memang tidak pernah mengeluh atas apa yang dilakukan taeyeon, dia memang sakit hati namun seolah mengabaikan perasaannya sendiri dari pada harus membuat gadis itu tak merasa nyaman didekatnya. Dia tidak ingin memaksa. Dia tidak ingin membuat gadisnya merasa tertekan karenanya.

Tidak apa-apa dirinya akan sesakit apapun asalkan gadis itu masih tetap berada disampingnya.

---

Lagi dan lagi mereka terbangun dalam keadaan yang sama seperti beberapa hari lalu. Dengan taeyeon yang memakai kemeja kebesaran milik sehun sedangkan laki-laki itu tak mengenakan atasan apapun.
Taeyeon berdiri menghadap jendela besar dikamar sehun. Mengabaikan sosok laki-laki yang kini tengah melingkarkan kedua lengan di perutnya, memeluknya dari belakang dan menumpukan dagunya di bahu kiri gadis itu.

Sehun memeluknya posesif dengan kecupan ringan dileher taeyeon. Menyalurkan semua perasaan laki-laki itu pada taeyeon seperti biasa dan perasaan bersalah kembali dirasakan oleh gadis berambut coklat madu itu.

“Aku sangat mencintaimu”

Laki-laki itu bergumam lirih yang berdampak bagi perasaan gadis itu. Rasanya seperti sebuah luka yang selama ini menganga dihatinya itu ditabur serbuk garam ketika mendengar kalimat yang terucap dari bibir laki-laki itu.

Terdengar sangat manis namun menyakitkan baginya. Terlampau sangat tulus hingga membuat dirinya merasa begitu jahat karena tidak pernah membalas kalimat itu selama ini. 

“Aku tidak ingn kehilangan dirimu”

Taeyeon memejamkan mata membiarkan sebulir air mata terjatuh tanpa sehun ketahui.

“Kau sangat berharga dihidupku”

Sehun terus menciumi area leher gadis itu, meyakinkan sekali lagi jika perasaanya tidak pernah salah telah jatuh pada gadis itu.

---

Taeyeon sudah membuat keputusan. Dia tau ini adalah keputusan paling bodoh dan tidak manusiawi yang dia ambil, apalagi jika harus menyakiti perasaan sehun untuk yang kesekian kalinya seperti ini membuatnya semakin merasa menjadi orang terkeji dimuka bumi.

“Sehun-ah, aku ingin semuanya berakhir”

Gadis itu berkata sangat pelan namun masih bisa tertangkap jelas oleh sehun. Membuatnya serta merta membelalak tak percaya.

“A-apa?!”

Gadis itu menghela napas berat. Menatap sehun dengan sendu, menggapai kedua tangan sehun lalu menggenggamnya erat seolah menjelaskan semuanya pada laki-laki itu.

“Maafkan aku”

“Tapi, kenapa?”

Pandangan sehun memburam dan untuk yang pertama kalinya taeyeon melihat laki-laki tangguh itu menangis dihadapannya, membuatnya semakin tenggelam dalam rasa bersalah. Taeyeon menggigit bibir bawahnya menahan sesuatu itu meluncur dari kelopak matanya.

“Kau layak bahagia sehun-ah”

Bahkan dia bisa mendengar getaran dalam suaranya. Buliran air mata yang seharusnya bisa ia tahan akhirnya terjatuh dihadapan oh sehun. Bersamaan dengan hancurnya perasaan sehun kala itu.

“A-aku bahagia mengenalmu, aku bahagia tinggal bersamamu, aku bahagia karena aku bisa mencintaimu.  Itu sudah cukup untukku. Aku sudah pernah bilang kan hanya kau yang aku butuhkan di dunia ini! Mengapa kau melakukan ini, huh?!”

Sehun memang memandangnya tajam namun laki-laki itu tak bisa menyembunyikan perasaan hancurnya di depan taeyeon.

 “Maafkan aku”

Gadis itu terisak ditempatnya. Sementara sehun melengos merasakan sebuah hantaman telak di hatinya.

“Aku tidak bisa. Maafkan aku sehun-ah”

Dan hari ini seperti mimpi buruk bagi seorang oh sehun. Matanya memandang kosong kepergian taeyeon di ujung pintu apartemennya. Dia merasa tidak memiliki kekuatan untuk sekedar menyadarkan dirinya dari mimpi buruk ini.

---

Sehun berharap semuanya akan kembali seperti semula setelah beberapa tahun kemudian. Namun semuanya seolah berbanding terbalik dengan harapannya, hidupnya justru semakin terjungkal setelah taeyeon pergi dari hidupnya. Dia seolah terperangkap dalam perasaannya sendiri pada gadis itu. Sehun masih setia membiarkan luka itu menganga walaupun sudah termakan waktu.

Sehun memang sudah menempatkan taeyeon sebagai kenangan masa lalunya, namun dirinya tak akan pernah sedikitpun melepas apa yang pernah ia miliki di masa lalu, termasuk perasaan laki-laki itu pada taeyeon.

---

ps: akan sangat senang jika readers memberi komentar buat fanfic ini ^^

Wednesday, 25 June 2014

Perasaan Sepihak



Mengapa sangat sulit menembus kelamnya telagamu?
Sekalinya kedua manik ini bertemu dengan milikmu saat itu pula raga ini terkunci dalam duniamu
Jantung berdenyut merasakan sensasi aneh disetiap jemarimu menyentuh
Rasa menggelitik di sebagian organ tubuh disaat dirimu tersenyum
Serta rona merah yang perlahan menjalar di seluruh permukaan wajah ketika menerima perlakuan manismu
Tidak kah kau merasakan hal yang sama?
Aku suka saat kau tersenyum
Aku nyaman ketika tangan besarmu menyentuh kepalaku halus
Aku telah jatuh oleh pesonamu
Mengapa kau memiliki pesona yang menguar kuat memabukanku?
Mengapa kau tercipta hanya untuk ku kagumi tanpa bisa kumiliki?
Tau kah jika perasaan sesak ini terasa menjepit seluruh sistem pernafasanku?
Kau tak lihat bulir air mata yang terjatuh di setiap harinya hanya karenamu?
Apa kau tak berfikir semua perlakuan hangatmu padaku justru membuat lubang ini semakin dalam?
Aku benar-benar telah tenggelam dan tak ada sedikitpun celah lagi untukku bisa keluar dari jeratmu...

Tuesday, 24 June 2014

About Taeyeon and Baekhyun Relationship. How with your reaction?



Assalamualaikum readers-nim! What about your holiday, by the way? Em I think your holiday full of happiness. I am right? Kekeke
But I don't think to ask about your holiday tbh. This is only the post about what I think today. and it is very disturb me. So I post here.
This post about Taeyeon and Baekhyun relationship. How your reaction after their relationship was confirmed? I know many fans can't accept this but slowly they can accept. I'm certain.
But why after a few days their relationship had confirmed and then there was the news that doubt the truth about their relationship. Can you imagine how disappointed is it? Ugh I don't know how to react about Taeyeon and Baekhyun's relationship now. SM have confirmed if they are really dating. and it was a great relief, and also bad news for fans? but it is good news for me tbh. obviously, because I'm a fan of EXO and I am support Baekhyun. I'm also a fan of Taeyeon though I'm not a sone. but seeing their closeness in some previous time looks very cute. therefore I am very support them. I'm so confuse why many fans saw their relationship was fake and just used as a cover for Kris's lawsuit. I honestly disappointed if it is true. I think if SM did that, they are really didn't appreciate Taeyeon and Baekhyun feelings. in spite of it all, Dispatch (korean media) caught when taeyeon dan baekhyun dating and took photo of them. but I think they are less careful and careless because there are some photos that they less notice. so many that think it's just engineering. I really appreciate some people who talk about the photo and a few other facts. and were shocked after they concluded that if the relationship between taeyeon dan baekhyun was fake. I dare not imagine how Baekhyun and Taeyeon's feelings now. after they received a lot of criticism from fans about their relationship, they also have to accept when fans doubted their relationship. I don't know what I must believe. I can't believe the internet news, can't expect the response from the agency anyway. I will believe if Baekhyun and Taeyeon can directly confirm their relationship. both in their SNS accounts or only through messages on their official website. it would greatly help confusion of the fans. I really miss them, especially Baekhyun. he seemed to disappear from the world of his instagram, as well as other EXO members. but I hope that nothing happens with them, and the relationship between Baekhyun and Taeyeon will always be fine. Xoxo............
Wassalamualaikum.

Friday, 20 June 2014

Give Support to EXO!





Assalamualaikum readers-nim! Lama yah gak mampir diblog ini huhu abisnya gaada waktu. Sibuk persiapan ukk sama olimpiade astronomiku. Sempet juga sih beberapa kali cek ini blog cuma liat komentarnya aja hehe. Maaf juga ga dibales..
Bukan cuma blog ini juga sih yg terbengkalai, twitter juga. Bahkan yang biasa update tentang EXO hampir tiap hari ini enggak. Eh sekalinya searching berita terbaru mereka apa coba yg keluar? Gugatan KRIS! Shock, kecewa, sedih, semuanya campur aduk! Ngerasa terhianati? Iyalah. Apalagi sebelumnya mereka gak ada masalah apapun keliatannya, tapi apaboleh buat mungkin itu udah jadi keputusan terbaik kris buat out dari EXO.
Bohonglah kalo pas itu aku gak nangis, frustasi mungkin iya sedikit. Namanya kan juga fans dibilang lebay masabodo lah yang jelas kehilangan satu orang yg disayang, dikagumi, diidolakan dalam waktu yg cukup lama pasti susah buat ngelepasnya. Yah walaupun kris emang cuma keluar dari EXO dan bukan kemana-mana sih. Tapi, kehilangan satu sosok seperti kris yg udah biasa kita liat dibarisan paling pojok EXO, disebelahnya Chanyeol dan saat ini udah gaada lagi:( rasanya kosong. Hampa. Ada yang kurang. Gak lengkap. Menyayangkan banget pokoknya /3
Pas waktu itu sih ya mikirnya, ini gimana nih yaallah kris kok bisanya sih gugat SM dan milih keluar dari EXO? Emang dia gak nikirin membernya yang lain? Dia gak ngebayangin Tao bakalan gimana? Suho? Dia pasti terpukul banget dan ngerasa beban dia jadi leader makin memberat. Intinya aku mikir kris egois saat itu. Tapi lama kelamaan ya aku mikir lagi kalo itu emang udah jadi keputusannya kris. Dan gak bisa di ganggu gugat termasuk sama member EXO nya sendiri. Yang pasti sih aku mikir masalahnya emang bener2 rumit dan solusinya cuma itu.
Kita aja sebagai fans udah sesakit itu denger berita kris keluar, apalagi member EXO yang lain? Dan parahnya gimana perasaan kris saat itu? Pasti berat banget lah buat dia pilih jalan itu. Nah disitu peran kita sebagai fans diuji. Aku coba buat terima kenyataan EXO sekarang OT11 bukan OT12 lagi. Walau sampai kapanpun EXO cuma bakalan ada 12 orang! Tapi bukan berarti sekarang cuma 11 orang gak akan menjadi EXO ya, salah besar. Kenyataannya mereka tetep jadi EXO walaupun kria udah gak aktif lagi sama mereka. Dimanapun kris sekarang, dan dalam kenyataannya status kris bukan 'mantan' personil EXO melainkan hanya inactive member. Bernafas lega SM pilih status itu. Karena sampai kapanpun juga kris bakalan tetep jadi member EXO, leadernya EXO-M, bapaknya member EXO, patnernya Suho, patner rapnya Tao. Galaxy nya EXOstan juga!!♥
Satu bulan sudah kris gak tampil bareng member EXO lagi. Miris sih sebenernya masih gak nyangka dan shock walaupun kita udah berusaha maksimal biar bisa terima itu.
Nah baru satu bulan lebih bad news buat EXO dan EXO fans, akhirnya pas tanggal 19 juni 2014, sebuah kabar datang dari salah satu member EXO -lagi, Baekhyun. Dia dikonfirmasi menjalin hubungan dengan Taeyeon SNSD!! dan kali ini bukan bad news sih tapi good news!! Yeay! Khususnya buat aku sama shippers mereka. Kebayang gak gimana senengnya? Omgomgomg! Dreams come true dude! Dua orang yang biasanya kita pasangindi fanfic doang sekarang jadian beneraaaaaan!! Seneng banget pas denger berita itu. Ada sedih nya juga sih soalnya banyak dari EXO fans yang malah ngebash taeyeon di akun IG nya. Terus juga pada kecewa gitu sama Baekhyun sampe ngatain dia ini itu. Padahal itu bukan salah mereka dan ga ada yang salah sih sebenernya Mungkin cuma waktunya yg gak tepat. Udah gatau gimana lagi liat komentar2 negative dari EXO fans sendiri buat baekhyun. Yang jelas itu bikin sedih banget:( takut baekhyunnya down ngerasa gaada yg dukung dan malah bertindak yang enggak-enggak nantinya. Tapi seiring berjalannya waktu, baru deh fans udah pada bisa nerima dan ngasih dukungan yang positive banget buat mereka berdua khususnya baekhyun. Tapi ada aja yang bikin kesel dengan info2 yang gajelas banget. Katanya baekhyun bakal diginiinlah digituinlah, terserah yang jelas EXO fans disini bakalan terus dukung baekhyun! Stay strong boy!
Sebenernya sih EXO fans bisa langsung terima gitu-gitu aja karena itu emang udah jadi keputusan baekhyun selain itu juga sebelumnya emang banyak yg dukung couple itu. Tapi itu dia mungkin karena waktunya yg salah, kabar mencuat disaat berita gugatan kris aja masih melayang belum ada kejelasan, datang lagi kabar tentang EXO yang bikin nyesek. itu hal pertama yg bikin EXO fans marah, kecewa dan malah ngerasa dikhianati. Terutama karena info yang beredar kalau baekhyun dan taeyeon itu udah ngasih kode dari beberapa bulan yang lalu melalui akun IG mereka. Emang sebelumnya juga sempet mikir sih mereka ada hubungan soalnya ada beberapa foto yang nunjukin mereka pake barang couple gitu, ditambah postingan foto baekhyun yang hampir semuanya mirip sama pose taeyeon di foto2 IGnya. Dan aku nyeselin itu! faktor yang palig fatal sih itu menurutku. Soalnya fans ngerasa dibodohi selama ini, fans ngiranya foto yg diupload mereka itu ditunjukin buat para fans eh malah buat kode-_- Satu masalah lagi uh yg menguji kesetiaan EXO fans. Aku tau banyak fans yg kecewa, ngebash taeyeon pake kata2 yg gak seharusnya mereka tujukan buat taeyeon. Sadar gak sih hal itu gabakal buat baekhyun bangga sama sekali! Tapi malah kecewa, sedih, tambah down. Dan aku gamau terjadi apa2 lagi sama mereka. Harusnya sebagai fans kita harus dukung apapun keputusan baekhyun! Buat dia nyaman sama fans nya sendiri. Bukannya bikin dia takut dan ngerasa jauh sama kita cuma gara2 kita yg terlalu over sama privaci dia. Tolong hargai perasaan taeyeon terlebih baekhyun karena saat ini hubungan mereka udah bukan antara senior-junior lagi. Kalian ngebash taeyeon, sama aja ngebash baekhyun! Yg bakalan buat baekhyun kecewa sekali lagi. As long as it makes him happy, why not? Belajarlah buat jadi fans yang dewasa yg bisa nerima apapun keadaan idola kita, apapun keputusan yg diambil idola kita, kesalahan mereka, semuanya! Buat mereka merasa nyaman bersama fans mereka sendiri:) EXO fans let's loveeeeeee! EXO saranghaja! Thankyou wasalamualaikum ♥♥♥



Friday, 9 May 2014

Lirik Lagu EXO-M 'Overdose'





[Luhan] Wo du shang yi qie er he xia le ni
Shi jian dao zhuan ye wu fa shou hui
[Chen] Jiu suan mao zhe shang yin de wei xian
So bad, no one can stop her

(Her love her love) [Lay] wo xiang yao ta de yi qie
Ta de ai jiu shi wei yi de ding lv
[Chen] Ta de chun yi wen zhi ming
Yue huang hu jiu yue wu fa zi ba

[Luhan] Oh she wants me, oh she’s got me
[Chen] Oh she hurts me
Wo shi ru ci ke wang xiang de dao ni

[All] Someone call the doctor
kuai bang zhu wo dui wo shuo
[Lay] Ai qing zhe bing shang yin Overdose
Si nian de shi jian tai jiu kong huang jiu kai shi zhe mo
[Chen] Man man yue bei ni shen shen mi huo Eh-oh
[Luhan] Too much shi ni Your love
[All] Zhe shi Overdose
[Luhan] Too much shi ni Your love
[All] Zhe shi Overdose

[Chen] Ni qing qing di tiao dou wo de jian
Mei yi ci chu peng dou xiang shi chu dian
[Lay] Xin tiao kuai dao ji xian zhi xi de shun jian
Zhan li, tan le yi kou qi

(Her love her love) [Xiumin] jiu shi wei yi de jie yao
Jiu xiang wu fa jie tuo de Destiny
[Luhan] Quan shen dong mai fei teng zhe Yeah
Zhong yu neng jia yu zhe gan jue

[Chen] Oh she wants me, oh she’s got me
[Luhan] Oh she hurts me
Ji xu zhui zhu zhe ni xiang de dao ni

[All] Someone call the doctor
kuai bang zhu wo dui wo shuo
[Lay] Ai qing zhe bing shang yin Overdose
[All] Si nian de shi jian tai jiu kong huang jiu kai shi zhe mo
[Chen] Man man yue bei ni shen shen mi huo Eh-oh
[Luhan] Too much shi ni Your love
[All] Zhe shi Overdose
[Luhan] Too much shi ni Your love
[All] Zhe shi Overdose

[Lay] Suo you ren dou zai wen zhe wo
[Luhan] Zen me wo bian le hen duo
[Lay] Cong nei xin shen chu gan ran ni yi qie
[Chen] Ni jiu shi wei yi de shi jie

[Luhan] Zai ye wu fa dao tui ni tian man de kong jian
[Chen] Zai zhe yi shun jian You’re in my heart

[Xiumin] E X O

[Kris] Wo xiang yao ba ni guan man wo de hou
Quan shen dou zai chan dou
jiu suan he de zai duo yong yuan dou bu gou
Du xing yi jing man yan cong tou dao jiao
dan wo bu qu zhao jia
Xiang shou zhe zhe zhong ci ji
na me tong kuai I can’t stop

[Xiumin] Hey doctor
Zhe zhong gan jue jiu ting hao de Huh
Kang ju bu liao ni gei de yin li
rang wo man man bei ni rong hua
[Tao] Ning yuan chang shui bu xing ru guo
zhe zhong gan jue bu cun zai
Zhong ni tian mi de du
bian cheng wo huo bu xia qu de qi dai

[All] Someone call the doctor.
Ta de ai cai neng jiu wo
Shi qu ta yi tian dou bu neng huo
Wo bu xiang li kai ni de ai xiang tian tang de you huo
Zhi ming de mei li zhen han zhe wo Eh-oh
Too much shi ni Your love
Zhe shi Overdose
Too much shi ni Your love
Zhe shi Overdose

Lirik Lagu EXO-K 'Overdose'





(Come in)

[Baekhyun] Modeun geol geolgo neol deurikin na
Ijen dorikil sudo eopsda
[D.O] Igeon bunmyeong wiheomhan jungdok
So bad, no one can stop her.

[All] Her Love Her Love,
[Suho] ojik geugeosman bara
Geunyeoui sarang hanappuningeol
[Baekhyun] Chimyeongjeogin Fantasy
Hwangholham geu ane chwihae

[D.O] Oh, She wants me.
Oh, She’s got me.
[Baekhyun] Oh, She hurts me.
Joha, deouk galmanghago isseo

[All] Someone Call The Doctor.
Nal butjapgo malhaejwo
[Suho] Sarangeun byeong, jungdok Overdose
[All] Sigani jinalsurok tongjeneun himdeureojyeo
[Baekhyun] Jeomjeom gipsugi ppajyeoganda Eh-oh

[D.O] Too Much, neoya.
Your love, [All] igeon Overdose.
[D.O] Too Much, neoya.
Your love, [All] igeon Overdose.

[Baekhyun] Nollineun geu songillo on neo
Bonneungeun neoreul galguhae jom deo
[Suho] Gappajin sumeuro jilsikdoen hue
Jeonyul, geurigon hansum

[All] Her Love Her Love,
[Kai] dokhan yak gata naegen.
Heeonaol su eopsneun Destiny
[D.O] Pineun tteugeowojyeossji
Machimnae modu jibaehae.

[Baekhyun] Oh, She wants me.
Oh, She’s got me.
[D.O] Oh, She hurts me.
Gyesok neoman geurigo geurin na

[All] Someone Call The Doctor.
Nal butjapgo malhaejwo
[Suho] Sarangeun byeong, jungdok Overdose
[All] Sigani jinalsurok tongjeneun himdeureojyeo
[Baekhyun] Jeomjeom gipsugi ppajyeoganda Eh-oh

[D.O] Too Much, neoya.
Your love, [All] igeon Overdose.
[D.O] Too Much, neoya.
Your love, [All] igeon Overdose.

[Suho] Modu da naege mureowa
[D.O] Naega byeonhan geot gatdae
[Suho] Simjange nega bakhyeobeorin deut
[Baekhyun] Sesangi ontong neoinde.

[D.O] Meomchul su eopseo imi gadeukhan neol
Jigeum i sungan, You’re in my heart.

[Sehun] E. X. O

[Chanyeol] Nan neoreul masbogo neoreul masinda
On momi tteollyeowa.
Gyesok deurikyeodo ajik mojara.
Sonkkeutkkaji jeonyulsikin galjeung
i sunganeul jaba.
Jiljureul meomchuji ma neomu joha,
I can’t stop.

Hey Doctor !
[Sehun] Jigeum idaero gwaenchanhna na ?
Juchehal su eopsneun
ikkeullim soge noganaeryeoga nan
[Kai] I neukkim eopsineun jugeun geona machangajingeol
Naega saneun iyu,
nan neoran dalkomhame jungdok
Someone call the doctor !

[All] Someone Call The Doctor. ([D.O] hey~)
Nan geunyeoga piryohae
Harudo nan beotil su eopseo ([D.O] beotiji mothae)
Beoseonago sipji anheun cheonguk gateun neo ([D.O] hey)
Gin gin i teocheun areumdawo. Eh oh ([D.O] gin gini oh yeah~)

Too Much, neoya. ([Baekhyun] Too much, your love~)
Your love, igeon Overdose.
Too Much, neoya.
Your love, igeon Overdose.

Thursday, 8 May 2014

Friday, 11 April 2014

Monday, 7 April 2014

Sunday, 6 April 2014

Saturday, 5 April 2014

Friday, 4 April 2014

Thursday, 3 April 2014

Wednesday, 2 April 2014

Tuesday, 1 April 2014

Thursday, 20 March 2014

[EXO FF] Haru Haru – Oneshot





Title: Haru Haru

Author : kaiwifey

Cast :     Oh Sehun | Kim Jongin


Rating : PG            
         
Length : Oneshot

Genre : Friendship


Author’s note : Ini FF pertamaku yang bergenre friendship. Mudah-mudahan tidak mengecewakan ya. Aku gatau ini terinspirasi dari apa, mungkin saking merindukan Sehun-Kai moment :3 maaf untuk typo yang bertebaran. Selamat membaca.

Disclaimer : Cast belong to God, their parents and SM. But this story and plot is mine! Don’t be a Plagiarism! Thankyou <3

Happy Reading...


Haru Haru

Kisah ini adalah sebuah cerita sederhana tentang persahabatan antara Sehun dan Jongin, yang membuat mereka terasa sempurna karena kebahagiaan masing-masing dari mereka adalah sahabat mereka sendiri.

–Jongin memang berbeda tapi dia tetaplah sahabat Oh Sehun –

----

Tiga tahun lalu, tepatnya 9 November 2007. Kisah mereka dimulai, diawali dengan ketidak sengajaan Sehun yang menabrak Jongin di halte bus. Dia mengetahui nama Jongin dari name tag anak laki-laki itu. Merasa bersalah Sehun pada akhirnya meminta maaf pada Jongin, walaupun tak mendapat respon apapun dari laki-laki berkulit tan itu selain rawut muka datar yang di dapati Sehun. Beberapa hari setelahnya, mereka seperti ditakdirkan untuk bertemu setiap sorenya di halte. Tentu dengan kecerobohan Sehun yang –lagi menabrak Jongin. Beberapa kali bertemu dengan insiden yang sama pula, tak lantas membuat Jongin marah atau sekedar menegur Sehun untuk lebih berhati-hati. Alih-alih Jongin hanya diam, sekilas melirik kearah Sehun dan kembali fokus dengan komik di tangannya.

Keesokan harinya, Sehun masih bertemu dengan Jongin di halte bus yang sama. Tetapi kali ini tidak dengan insiden bertabrakan lagi. Sepertinya Sehun sudah lebih berhati-hati. Tapi sebenarnya, dia sudah merencanakan hal ini dari hari kemarin. Dia berlatih keras agar lebih berhati-hati ketika berlari, memerhatikan sekitar ketika sedang berjalan dan juga, berlatih berbicara ketika nanti berhadapan dengan Jongin. Iya, dia sangat konyol tapi inilah Sehun. Dia tipe anak muda yang cenderung selalu ingin tau. Contohnya saja, dia berpikir keras mengapa Jongin memiliki rawut muka sedatar itu. Bagaimana rawut muka Jongin ketika tersenyum? Dan berbagai hal lainnya yang membuatnya penasaran. Dan kali ini yang menjadi objek sepenuhnya adalah Jongin. Anak laki-laki yang menurutnya cukup misterius.

Maka hari ini Sehun sudah menyiapkan diri agar berkenalan lebih jauh dengan Jongin, setidaknya dia bisa mengetahui berapa umur Jongin. Tekad kuat sudah diembannya dari beberapa saat yang lalu sebelum akhirnya Sehun menghampiri Jongin yang –lagi sedang membaca sebuah komik. Oh, komik Bleach hari ini. Sehun bergumam dalam hati.

Jantung Sehun memacu dengan cepat. Dia tidak tau mengapa bisa seperti itu, yang jelas dia masih normal dan tidak mungkin menyukai Jongin. Sehun meringis.

“ehm, hai” deheman pelan nan sapaan singkat keluar dari mulut Sehun. Beberapa detik menunggu dan Jongin sama sekali tak mengindahkan sapaan Sehun yang dengan susah payah dia ucapkan.

“namamu Jongin, kan?. Aku Sehun” Degup jantung Sehun melambat sesaat ketika Jongin akhirnya menoleh padanya. Seperti gerakan slow motion, turut juga mengundang keringat yang membasahi dahi Sehun.

Hening terjadi diantara mereka. Hingga akhirnya hujan yang cukup lebat mengguyur kota Seoul sore itu. jongin tak juga membalas, hanya menatap kearah Sehun dengan pandangan datar. Ditempatnya Sehun mati-matian menahan rasa malu yang entah bagaimana bisa membuat perutnya mual seketika.

“ah, aku meganggumu ya? Maaf” pada akhirnya Sehun menyerah di sore itu. usahanya sia-sia mengajak Jongin berbicara. Kenyataannya anak laki-laki itu terlihat sama sekali tak berminat menjawabnya.

Sehun berjalan kembali ke tempat duduknya sambil menunduk. Beberapa menit berlalu dan akhirnya bus yang ditunggu Sehun datang, membawa anak laki-laki berkulit seputih susu itu menjauh dari pandangan Jongin.

Yah, Jongin terus memperhatikan Sehun sejak anak laki-laki itu kembali ke tempat duduknya sambil menunduk. Dalam hati Jongin merasa senang karena masih ada seseorang yang ingin berbicara padanya. Meski pada kenyataannya hal itu pula yang membuatnya seperti menelan pil pahit, karena dia harus menerima kenyataan jika dia memang berbeda dari yang lainnya.

Hujan lebat sudah berhenti hanya menyisakan rintiknya yang mulai berjarak hingga menjadi tetesan-tetesan air yang berjatuhan dari atap halte. Awan yang tadinya berwarna gelap sudah kembali berwarna biru – putih dan sedikit demi sedikit ditambah dengan arakan warna jingga kemerahan dari arah barat, tanda hari sudah mulai gelap. Jarum jam di tengah kota yang Jongin lihat sudah menunjukan pukul enam sore. Jadwal pemberhentian bus hari ini berakhir dan Jongin masih menunggu disana.

Tak lama setelah itu, BMW berwarna hitam mengkilap berhenti di depan halte. Seorang pria dengan stelan jas formal keluar sambil membawa payung padahal hujan sudah lama berhenti. Jongin menatap pria itu sebentar sebelum akhirnya menutup komik yang dia baca dan berjalan memasuki mobil mewah itu dengan iringan pria berjas dengan payung tadi.

Mobil melaju dengan pelan. Membawa Jongin  kembali pulang kerumah, sekaligus menarik Jongin dari harapan semunya.

Harapan seorang Kim Jongin untuk bisa sama dengan mereka. Juga, Sehun.

----

Sehun kembali kerumah dengan keadaan cukup basah akibat berlari dari pemberhentian bus menuju rumahnya. Sepanjang jalan dia mengeluh soal Jongin tadi. Bahkan ketika dirinya memasuki area ruang tamu dimana seorang perempuan kini tengah memandangnya heran.

“Sehun?” Perempuan tadi berinisiatif menegur Sehun terlebih dulu karena sepertinya Sehun tidak menyadari keberadaannya.

“eh? Ada apa, noona?”

Oh Hayoung –kakak Sehun menggelengkan kepala pelan. Dia menghampiri sosok adik satu-satunya itu, lantas mengusap air hujan yang membasahi rambut adiknya dengan lembut.

“wajahmu terlihat masam, apa ada yang terjadi?” Sehun bungkam, apa dia harus menceritakan kejadian memalukan tadi?

“tidak ada noona, aku hanya lelah karena hari ini banyak tugas” jawabannya tentu saja tidak. Dia sudah tau tabiat kakak perempuannya itu. walaupun terlihat lembut, dia sebenarnya orang yang jahil. Sehun tidak mau menjadi bahan tertawaan jika dia menceritakan kejadian tadi pada noonanya.

“oke, aku mengerti. Sekarang kau istirahat sana” Sehun hanya mengangguk dan memberikan senyuman manis pada kakaknya sebelum dirinya menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua.

Oh Sehun hanya tinggal bertiga dengan kakaknya –Oh Hayoung dan kakak iparnya di Seoul, Korea Selatan. Orang tuanya memilih menjalankan bisnis di China. Meskipun mereka sudah membujuk Sehun untuk ikut ke China namun Sehun selalu menolak. Dengan alasan dia tidak akan bisa bergaul karena dia sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Alasan yang cukup logis, menurutnya.

Sehun sendiri saat ini sudah berusia 15 tahun. Bersekolah di salah satu sekolah menengah pertama swasta di kawasan Seoul. Untuk itu dia memilih menggunakan bus daripada harus diantar jemput oleh kakak iparnya yang bekerja di daerah Busan. Alasannya, tidak ingin merepotkan tentu saja.

Berguling kesana kemari diatas kasur, menjadi kegiatan Sehun hari ini. Dia memang tipe anak rumahan, tidak suka menghabiskan waktunya di luar rumah atau bersenang-senang bersama teman-temannya, dia lebih memilih bermain playstation seharian penuh. Tapi tidak hari minggu kali ini, dia merasa bosan setengah mati.

Untuk itu Sehun memilih untuk keluar rumah sebentar, membeli minuman favoritenya. Bubble tea. Dia sudah bersiap, memakai pakaian santai seperti remaja kebanyakan. Sehun menuruni tangga dengan berlari kecil, membuat Hayoung mengalihkan fokusnya pada Sehun. Dia mengabaikan siaran tv drama kesukaannya dan memilih mengamati penampilan adiknya.

“kau akan pergi kemana?”

“membeli bubble tea, hanya sebentar. Bye noona”

Setelah berpamitan pada noonanya Sehun pun berjalan keluar rumah menuju halte bus yang terhalang dua – tiga rumah kearah barat.

Sehun melirik arlojinya, jarum pendeknya menunjuk pada angka satu, sedangkan jarum panjangnya pada angka tiga. Pukul satu lebih lima belas menit. Sehun sudah membeli dua gelas taro bubble tea kesukaannya. Saat ini dia sedang  menunggu bus di halte.

Pikirannya melayang pada kejadian kemarin sore, insiden memalukan dirinya. Sebenarnya tidak cukup memalukan jika mengingat mungkin tidak ada yang memperhatikan dirinya saat mengajak Jongin bicara. Omong-omong mengenai Jongin, bagaimana kabar anak itu?

Cukup lama menatap awan yang bergerak lambat diatas sana, Sehun tidak menyadari jika ada seseorang yang duduk tepat di sampingnya. Merasa kesal karena diabaikan, seseorang itu menarik ujung kaos lengan Sehun perlahan. Membuat Sehun mau tak mau mengalihkan perhatiannya dengan sedikit rasa kesal. Sehun hampir terlonjak dari posisi duduknya. Disampingnya kini ada seorang anak laki-laki yang baru saja melintas dipikirannya.

Jongin.

Anak itu tengah menatapnya datar –seperti biasanya.

“Jongin?” Kali ini tak seperti hari kemarin. Walaupun masih menunjukan rawut muka datar, tapi setidaknya Jongin mencoba tersenyum membalas Sehun. Cukup kaku dan terkesan aneh memang. Tapi, dengan sedikit perubahan dari Jongin tadi, membuat Sehun merasa amat senang. Dia tersenyum cerah kearah Jongin.

“hei Jongin, kau tak melupakan namaku kan?” Ekspresi Sehun berubah menjadi berbinar saat mendapati Jongin mengangguk kecil. Hampir saja bersorak jika tak mengingat ini ditempat umum.

“Berapa umurmu?”

Jongin terlihat berpikir sebentar, sebelum akhirnya menjawab Sehun dengan terbata-bata. “li-ma be-las” Sehun sempat mengernyitkan dahinya tapi sedetik kemudian bersorak senang. Ternyata Jongin memang seumur dengannya. Dia semakin bersemangat mengajak Jongin berbicara. Meskipun Sehun merasa cukup janggal dengan sikap Jongin, tapi rasa senangnya melebihi apapun saat ini.

Dan sore itu Sehun habiskan dengan bercerita panjang lebar dengan Jongin sambil menikmati taro bubble tea-nya, sementara Jongin sudah sedari tadi menghabiskan minuman itu. Sebenarnya hanya Sehun yang bercerita, sedangkan Jongin hanya diam berusaha menjadi pendengar yang baik.

Sejak sore itulah Sehun dan Jongin menjadi semakin dekat. Mereka bahkan menghabiskan waktu bersama setiap sorenya di halte, dengan Sehun yang selalu menceritakan kegiatannya di sekolah dan Jongin yang menjadi pendengar setianya. Dia tidak banyak bicara seperti Sehun untuk itulah Sehun menyimpulkan mungkin Jongin memang anak yang pendiam. Jongin sangat menyukai Komik melebihi apapun. Satu lagi, Jongin ternyata juga menyukai taro bubble tea.

----

Hari sudah gelap dan Sehun baru saja pulang ke rumah. Hayoung menunggu Sehun diruang tamu seperti biasa, dia cukup cemas karena Sehun belum juga pulang padahal hari sudah mulai berganti malam. Suara derit pintu terbuka membuat Hayoung berdiri dan cepat-cepat menuju pintu depan. Sosok Sehun muncul setelah pintu benar-benar terbuka lebar, dan Hayoung bernapas lega untuk itu.

“kau sering pulang larut akhir-akhir ini, darimana saja?” Pertanyaan Hayoung menyambut kedatangan Sehun. Anak itu diam-diam menghela napas dan menghembuskannya pelan sebelum menjawab berbagai pertanyaan yang akan dilontarkan kakaknya sebentar lagi.

“tidak berniat menjawab, tuan muda Oh?”

Benar kan?

“seharusnya kau menghubungiku dulu atau Jinyoung oppa sebelumnya. Kau tau aku pasti khawatir”
Sehun menunduk merasa bersalah. Dia tidak berniat membuat kakaknya secemas ini. Lagipula, dia sudah cukup umur untuk melakukan segala halnya sendiri tanpa pengawasan dari siapapun termasuk kakaknya sendiri. Dia tau betul Hayoung bersikap seperti itu –overprotektif terhadapnya juga untuk kebaikan Sehun. Tapi Sehun tidak selamanya menjadi anak kecil.

Hayoung menghela napas panjang. Menepuk pelan puncak kepala Sehun dan berlalu menuju kamarnya tanpa berkata apapun. Mungkin memang salah memperlakukan Sehun yang sekarang ini layaknya memperlakukan Sehun ketika masih duduk di sekolah dasar. Tapi, Hayoung pikir itu juga untuk kebaikan Sehun. Sementara Sehun disana masih bergeming sambil menatap punggung kakaknya dengan perasaan bersalah.

----

Pagi ini Jongin harus puas berdiam diri seharian di rumah, juga melewatkan cerita Sehun tentang kegiatan anak itu disekolahnya. Dia tidak diizinkan sekolah oleh Ibunya karena demam. Sebenarnya hanya demam biasa. Tapi yang demam saat ini adalah Jongin. Dan Jongin berbeda. Dia bisa saja kehilangan nyawa jika demamnya luput sedikit saja dari pengawasan dokter.

Jongin berpikir hidupnya sangat tidak adil. Dimana orang normal lainnya tidak akan jatuh sakit hanya karena terkena hujan. Berbeda dengannya, jika terkena setetes air hujan saja tubuhnya akan menggigil dan akan demam dimalam harinya. Seperti saat ini.

Pikiran Jongin mulai tertarik ke masa lalunya, saat dirinya masih duduk di sekolah dasar. Saat itu awal pertama masuk setelah libur semester, Jongin seperti biasa diantar menggunakan mobil pribadi ke sekolah. dia tidak mengerti kenapa supirnya memakai payung dan memayungi Jongin padahal tidak hujan sama sekali. Hanya embun yang menetes sisa hujan semalam.

Tepat saat pulang sekolah hujan deras mengguyur Seoul kala itu. dan Jongin kecil ikut menerobos hujan seperti teman-temannya yang lain. Dia tidak tertawa kala itu, hanya menampilkan rawut muka datar. Namun jauh didalam hatinya dia bersorak senang. Tidak sampai lima menit, tubuh Jongin mulai menggigil. Dia meringkuk di tengah guyuran hujan. Hingga akhirnya tak sadarkan diri. Menurut cerita Ibunya, dia sempat koma beberapa minggu setelah kejadian itu.

Jongin saat ini sudah beranjak dewasa. Sedikitnya dia sudah mengerti bagaimana orang normal lainnya berperilaku. Dia sering melihat orang tertawa bahkan terpingkal tapi dia tidak tau penyebabnya apa. Sebelum akhirnya dia bertemu dengan Sehun, Jongin semakin mengerti mengapa mereka tertawa. Dia memperhatikan setiap rawut muka Sehun ketika bercerita padanya, dan dia menangkap satu penjelasan mengapa orang tertawa. Mereka menemukan sesuatu yang membahagiakan hati mereka.

Jongin pernah sekali tertawa, bukan tertawa sebenarnya melainkan hanya tersenyum itupun sangat tipis dan kaku. Itu terjadi pada saat dia berkenalan resmi dengan Sehun. Saat itu hatinya benar-benar merasa bahagia.

----

Sudah setahun lebih persahabatan Sehun dan Jongin terjalin. Jongin tau hampir semua tentang Sehun, dimulai dari Sehun tidak menyukai sayuran, kakak perempuannya yang overprotektif padanya, hukuman disekolah, orang tuanya yang berada di China, minuman kesukaan Sehun, hal yang di benci Sehun, kejadian memalukan Sehun, dan masih banyak lagi. Sementara Sehun harus berpuas diri dengan hanya mengetahui nama lengkap Jongin, minuman kesukaan Jongin, Koleksi komik Jongin, dan kebiasaan Jongin menunggu jemputannya di halte bus. Jongin mengatakan dia senang keramaian. Sempat bingung sebenarnya, tapi Sehun sudah mencoba memahami sifat Jongin. Sehun menyimpulkan, bahwa Jongin memang menyukai keramaian namun belum bisa memahami sepenuhnya bagaimana dia harus bersikap.

Hal terakhir yang Sehun ketahui tentang Jongin –sahabatnya , Jongin itu berbeda. Tapi itu bukan masalah, Sehun terlanjur nyaman berada di dekat Jongin. Jongin adalah sahabatnya, Jongin adalah saudaranya, dan Jongin adalah tempat curahan hatinya secara tidak sadar. Sejak saat itu Sehun dalam hati berjanji akan terus menjaga Jongin.

Terkadang Jongin akan bertingkah laku seperti anak kecil, terkadang pula Jongin akan bertingkah layaknya orang dewasa dengan menepuk pundak Sehun beberapa kali setelah mendengar cerita Sehun tentang hukumannya di sekolah. Jongin juga terkadang menyebalkan, tidak hanya satu – dua kali dia mengabaikan Sehun dan lebih memilih membaca komiknya dalam diam. Jongin seperti membangun dunianya sendiri yang tidak bisa dimasuki orang lain, termasuk sahabatnya –Sehun sekalipun.

Jongin itu memang berbeda tapi dia tetaplah sahabat Oh Sehun.

----

Hingga suatu hari Sehun tak lagi menjumpai Jongin di halte bus. Anak laki-laki itu seperti menghilang dari kehidupan Sehun. Saat itu Sehun merasa begitu bodoh mengaku sebagai sahabat Jongin sementara dia sama sekali tidak tau rumah Jongin, dia tidak tau harus menghubungi siapa untuk menanyakan keadaan Jongin. Dan dia mendapati dirinya kacau setelah Jongin yang tiba-tiba menghilang.

Setiap hari Sehun pulang larut hanya karena menunggu sosok Jongin di halte bus, berharap sosok Jongin disana menunggu Sehun seperti biasanya. Nihil. Sampai saat ini Sehun tidak tau keberadaan Jongin dan bagaimana kabarnya.

Sehun seperti kehilangan sebagian hidupnya. Dia tidak lagi seceria biasanya, dia lebih banyak diam. Hayoung sempat cemas dengan perubahan sikap Sehun yang drastis, dia sempat putus asa karena Sehun terlihat tidak ingin menceritakan apapun padanya. Tapi seiring berjalannya waktu, Sehun mulai menceritakan tentang sosok Jongin padanya. Baru Hayoung dapat bernapas lega walaupun masih sedikit cemas.

Dua bulan penuh Sehun tidak bertemu dengan Jongin. Dan dia sama sekali belum bisa melupakan sosok sahabatnya itu sedikitpun. Tepat sebelum akhirnya tanggal 14 Januari 2009 Sehun menemukan sosok Jongin di halte biasa sambil tersenyum hangat padanya. Sehun tersenyum lebar membalasnya. Dia hampir meneteskan air mata saking menahan rindu pada Jongin. Dia tidak tau mengapa dirinya bisa memeluk erat tubuh Jongin di hadapan orang banyak seperti ini, tapi Sehun tidak meperdulikannya. Yang dia perdulikan saat ini hanya keadaan Jongin.

“Yak, Kim Jongin! Kau itu kemana saja?” sehun memekik kesal, sementara Jongin terlihat merasa bersalah.

“ma-af” Jongin menunduk dalam. Sehun yang melihat Jongin yang tengah menahan tangis hanya tersenyum lembut.

“Lain kali, kabari aku jika ingin menghilang”

Dan sore itu pun mereka habiskan –masih dengan Sehun yang bercerita panjang lebar tentang kesehariannya selama Jongin menghilang, dan Jongin akan selalu menjadi pendengar Sehun yang terbaik. Cerita Sehun berakhir dengan dia yang menertawakan betapa menyedihkan dirinya saat Jongin menghilang. Jongin hanya terkekeh. Sehun berhenti tertawa dan memperhatikan Jongin yang masih terkekeh. Matanya beralih menatap lekat tubuh Jongin. Dia merasa ada yang berbeda dari tubuh sahabatnya itu. Jongin terlihat lebih kurus, juga sejak kapan kulit Jongin begitu pucat? Rahang Jongin yang juga semakin tirus. Sehun memantapkan hatinya untuk tidak berpikir yang tidak-tidak. Jongin pasti akan baik-baik saja. Kali ini Sehun tidak akan membiarkan Jongin menghilang lagi dari kehidupannya. Itu tekad Sehun.

“Oh ya Jongin, ini sudah malam. Aku harus segera pulang sebelum Hayoung noona memarahiku. Kau tidak apa-apa kan?” Meskipun Jongin menjawabnya dengan angukan pasti tapi Sehun tidak yakin dengan itu. Setelah meyakinkan dirinya bahwa Jongin akan baik-baik saja, dengan berat hati Sehun harus menaiki bus yang saat itu tiba. Sebenarnya Sehun masih ingin menemani Jongin sampai jemputan Jongin datang tapi ini adalah bus terakhir yang menuju blok rumahnya.

“Se-hun! Teri-ma ka-sih” Sehun berbalik dan tersenyum lebar. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk cepat menaiki bus sebelum angkutan umum itu berlalu meninggalkannya. Tangannya melambai ke arah Jongin, sementara Jongin hanya menatapnya dengan bingung sebelum akhirnya melambaikan tangan juga pada Sehun.

Jongin menurunkan tangannya perlahan, dan terus menatap bus yang ditumpangi Sehun dengan lirih. Mobil jemputan yang sedari tadi diam tak jauh dari halte sudah berada di depannya. Sebelum Jongin masuk ke dalam mobil, dia merasakan sesuatu berdenyut dikepalanya. Terasa sangat sakit sampai-sampai dia merintih cukup keras. Sedetik kemudian, semua tulang di tubuhnya serasa dilolosi dan tidak mampu menompang bobot tubuhnya sendiri. Jongin tidak tau mengapa hatinya seberat ini jika harus menutup mata. Dia hanya mampu menangis sambil meringkuk memeluk tubuhnya yang terasa sakit dan dingin. Suara teriakan supirnya terdengar memanggil namanya, terakhir adalah bayangan wajah Sehun yang sedang tersenyum melintas di dimatanya sebelum Jongin sepenuhnya terlelap dalam gelap.

----

14 January 2010
Seoul, Korea Selatan.

Hari ini adalah hari peringatan kematian Jongin yang ke 365 hari. Upacara peringatan sudah berakhir sejak satu jam yang lalu, dan sosok Sehun masih setia berdiri di samping pemakaman dengan nisan bertuliskan Kim Jongin disana. Kepergian Jongin setahun yang lalu sangat membuatnya terpukul. Dia merasa bersalah karena tidak bisa menepati janji pada hatinya sendiri untuk menjaga Jongin. Dia menyesal karena saat itu, Sehun sama sekali tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Jongin. Ulang tahun Jongin yang terakhir dalam hidupnya.

Selama ini Sehun sudah merasa sempurna dengan hidupnya, namun tak sesempurna sebelum dia bertemu dengan Jongin yang sejak saat itu menjadi sahabatnya hingga detik ini pun. Jongin yang ternyata hidup sebagai anak yang berbeda, dia mampu bertahan dalam keadaan cacat mental yang dideritanya sejak dia lahir juga keadaan fisiknya yang lemah namun terlihat sangat kuat karena keteguhan hatinya mampu menarik Sehun kedalam dunia Jongin yang lain. Sehun merasa Jongin yang memiliki kesempurnaan sehingga dia pun merasa sempurna memiliki sahabat seperti Jongin.

Terima kasih, Jongin.

Kisah persahabatan mereka benar-benar sederhana. Mereka tak memerlukan waktu yang sangat lama hanya untuk memahami satu sama lain hingga akhirnya menjadi sepasang sahabat. Jongin tidak menyangka hidupnya akan sebahagia ini setelah bertemu dengan Oh Sehun dan Sehun sama sekali tak pernah menyesal megenal Jongin, selamanya Jongin akan menjadi sahabat terbaik bagi Sehun.

***