[EXO FF] Love Hurt - Oneshot

Sunday, 31 March 2013

[EXO FF] Love Hurt - Oneshot




Title : Love Hurt

Author : kaiwifey

Cast : Kim Taeyeon, Byun Baekhyun

Other cast : Oh Sehun, Park Chanyeol

Genre : Angst, Romance, Sad

Rating : PG

Length : Oneshot

Note : assalamualaikum!^^ saya hadir lagi membawa FF yang lahir secara mendadak dari otak saya. Imajinasi emang kadang datangnya tiba-tiba ya. Ini FF aku buat sekitar 5 jam. Udah aku baca beberapa kali kok. Maaf kalo masih banyak typo dan bahasa yang gak di mengerti. Atau penataan bahasa yang kurang tepat. FF ini terinspirasi dari lagu And One – Taeyeon.

Happy Read it! Don’t be a Plagiator!

Alurnya maju kok. Tapi baiknya perhatikan juga tempat, dan waktunya.


Oo.LOVE HURT.oO


“This is not story about a Prince and Cinderella with happy end, or story about Romeo and Juliet with sad end. This is just ordinary story whom often experienced by teenager. Story about Love, Hurt, and about Happiness”

***

Perpisahan memang selalu menyakitkan

Meskipun begitu lepas, sebuah senyum terlukis

Tanpa tau jika hati tengah menangis menyesakkan

Akan terlahir dengan menyedihkan menyaksikan kerinduan

Dan tentu membuat hati itu remuk tergilas sang waktu

***

Cafe, Seoul –Korea Selatan 
2.25 pm


Gadis berambut coklat kayu itu masih saja mengaduk secangkir kopinya. Tanpa menghiraukan kepulan asap dari kopi itu sudah habis ditelan dingin. Matanya jelas terlihat sedang menerawang ke depan dengan pandangan kosong. Sebagian hatinya masih terasa Hampa. Tentu masih sangat menyakitkan walaupun kejadian menyedihkan itu sudah 2 tahun tertinggal waktu.

Tak memungkiri jika sebagian hatinya masih terus berharap. Sang waktu akan berbaik hati dan memberikan kesempatan padanya untuk mengulang waktu. Andai saja. Tidak seperti itu pun, dalam hatinya selalu berharap jika suatu saat nanti takdir akan mempertemukan mereka kembali. Dengan begitu rasa rindu yang selama ini menyesakkan hatinya dapat menghilang.

Suatu saat nanti. Yah, entah kapan.

Tanpa disadari gadis itu, seorang namja berambut pirang sudah mendudukkan tubuhnya di samping tempat duduk gadis itu. Tanpa bersuara –juga dengan hati-hati menghela nafas- manik mata namja itu memandangi wajah cantik gadis disampingnya kini. Dalam hati selalu mengucapkan satu permohonan. Hanya gadis ini yang ingin aku cintai, dan ingin aku lindungi sepenuh hati, Tuhan.

Gadis itu menoleh setelah sadar sedari tadi diamati seseorang. Didapatinya seorang namja yang tentu ia kenal, kini masih menatapnya dengan tatapan yang entah apa artinya.

Keningnya mengerenyit heran. Pasalnya, sosok itu sama sekali tidak mengalihkan pandangan darinya. Gadis itu menghela nafas.

“Sehun?”

Tak ada sautan dari pemilik nama itu.

“sehun-ah?”

Raut wajahnya berubah khawatir. 

“sehun-ah? Kau tidak apa-apa?”

“hah? Ne?” 

–Lagi- ia menghela nafas. Satu kesimpulan yang memenuhi otaknya. Jika namja yang lebih muda darinya itu tengah melamun.

“kau melamun?”

“a-aniyo taeyeon noona”

Sehun merutuk dalam hati. Ia berfikir betapa konyolnya wajah cool-nya itu saat ia memandangi wajah gadis itu.

“sudah jelas kau melamun. Masih saja mengelak”

Gadis itu menggerutu kesal. Mempoutkan bibirnya lucu. Sehun memandangi bibir itu tanpa berkedip. Oh ayolah sehun! Sejak kapan kau menjadi namja yang berfikiran buruk seperti ini?. batinnya menjerit.

“kau melamun lagi!”

***

Still Place –Dua hari kemudian-
9.30 am


Sudah setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Batang hidung orang yang ditunggunya itu masih belum kelihatan. Serta merta batinnya mengutuk sehun. Membuang-buang waktu.

“permisi”

“ne?”

Taeyeon mengalihkan pandangannya ke asal suara –familiar-. 

DEG!

Aliran darahnya seketika membeku. Jantungnya berdegup diatas normal. Masih diingatnya, rambut dark brown itu, mata yang sedikit sipit. Oh dan tentu saja suara merdu yang dulu sering menemani hari-harinya. Hanya saja, kini penampilannya sudah sedikit berubah. Postur tubuhnya lebih terbentuk. Dan juga, aroma tubuhnya yang selalu membuatnya nyaman.

“permisi, apa kau duduk sendirian?”

Apa?

Apa namja ini tak mengenalnya?

Atau hanya pura-pura?
...

....

.....

Taeyeon mencoba membalas senyum namja dihadapannya kini. Meskipun air matanya sudah tak mampu dibendung lagi. Sekuat tenaga ia menahan sakit yang sepertinya menciptakan darah dihatinya.

Ia mencoba memalingkan wajahnya kesamping. Sedikit mengusap matanya. Nyatanya sekuat apapun menahan air mata itu, toh pada akhirnya jatuh juga. 

Tanpa taeyeon ketahui. Namja yang kini duduk didepannya tengah memandangnya sayu. Sorot mata yang menyiratkan penyesalan, juga kerinduan yang mendalam.

Dengan berat hati ia menahan hasratnya yang sedari tadi ingin merengkuh tubuh gadis itu. Melepaskan kerinduan yang selama ini membelenggunya. Menekan hatinya untuk tidak menghapus air mata itu.

Terlalu takut, jika kenyatannya gadis itu membencinya.

Sepasang mata lainnya kini tengah menatap namja yang tengah duduk didepan taeyeon marah. Ia mengepalkan tangan kuat seraya berjalan cepat kearah taeyeon berada.

“apa yang kau lakukan disini?!!”

Namja itu terkaget melihat sehun. Sebisa mungkin memberikan senyum termanisnya. Yang tentu membuat sehun muak!

Taeyeon juga mengalihkan pandangannya kearah sehun. Matanya menatap sehun memohon. Agar sehun membawanya pergi secepat mungkin.

“aku hanya ingin minum kopi disini. Apa dia pacarmu?, ah mianhamnida aku tidak tau. Kursi disini sudah penuh jad-“

“apa kau bilang?! Kau!”

Sehun menoleh kesamping. Taeyeon disana. Menahan tangannya yang hampir saja melayangkan bogem mentah pada namja yang kini menatap mereka polos –tentu pura-pura-. Karena jauh di lubuk hatinya ia merasa hawa panas menjalari hatinya. Ia cemburu.

“shit! Kau!”

Sehun menggeram, telunjuknya menunjuk tepat di dahi baekhyun.  

“Jangan pernah menampakan wajahmu dihadapanku! apalagi dihadapan taeyeon lagi! baekhyun”

Baekhyun hanya terkekeh pelan.

“ayo pergi saja, sehun”

Kini semuanya nyata di depan mata baekhyun. Gadis itu pergi bersama orang lain, dan kenapa kenyataan ini begitu menyakitkan?. Ia merutuki kebodohannya dulu. 

***

Oh, beritahu aku jika sang waktu telah bergulir terlalu jauh

Sulit untuk ku kejar, meskipun hanya jejaknya

Jujur, aku tak bisa menebak lajunya sang waktu menjemput takdir

Dan ini terlalu menyakitkan jika disebut sebagai takdir

Dimana takdir yang katanya selalu memberi kebahagiaan di akhirnya?

Jika kini hatiku serasa mati ditengah jalan

***

Apartemen, Seoul –Korea Selatan
7.45 pm


Namja bersurai hitam itu hanya mampu memandangi tubuh sahabatnya yang kini meringkuk di sudut ruangan. Hati kecilnya merasa iba. Namun apa boleh buat? Ia sama sekali tak bisa berbuat apa-apa. Ini masalah hati sahabatnya. Dan hanya dirinya sendiri yang tau apa yang harus ia perbuat.

Namja itu mendesah. Cukup lelah dengan hanya memandangi sosok ringkih sahabatnya yang sedari tadi masih meringkuk memeluk lututnya serta menundukan kepalanya dalam-dalam.

“baekhyun-ah”

Hening.

Tak ada sautan.

“tak seharusnya kau seperti ini, baekki”

Tubuh jangkungnya melangkah berat ke sudut ruangan. Berjongkok menyamai tubuh baekhyun.

“kau dengar aku?, itu semua bukan salahmu. Itu hanya sebuah pilihan. Dan aku yakin pilihan yang dulu kau pilih sudah kau pikirkan baik-baik. Tak ada yang perlu kau sesali”

“tidak sesederhana itu, chanyeol”

Suara serak baekhyun menggema dalam hening, membuat laki-laki bernama Park Chanyeol itu menghela nafas.

“aku tau, maka dari itu ada yang perlu diluruskan disini”

Baekhyun mendongak, menatap manik mata milik sahabatnya. Matanya sedikit memburam terhalangi air mata yang siap melebur dalam tangis.

“dia menderita! Dan itu karenaku. Dia mencintaiku, dan dia tau aku juga mencintainya! Kita pernah berjanji akan hidup bersama sampai akhir. Tapi, aku dengan sekejap menghancurkan semuanya!”

Chanyeol terpaku mendengar baekhyun berteriak dalam tangisnya. Sebagian hatinya ikut menangis merasakan apa yang kini dirasakan sahabatnya itu.

Dengan lembut ia menggenggam kedua tangan baekhyun. menatap lembut laki-laki yang bertubuh lebih mungil darinya yang sekaligus orang yang selama ini dianggapnya Hyung.

Nyaman. Baekhyun merasakan perasaannya sedikit lega. Setidaknya masih ada sahabatnya yang akan selalu ada disampingnya.

 “semuanya akan baik-baik saja, baekki-ah”

***

Still Place –Esok harinya-
10.30 am


“jadi, kau akan menemuinya lagi?”

“he-em”

“masih akan berpura-pura tidak ingat?”

“sepertinya begitu”
 
“kenapa harus begitu! Bukankah kau ingin semuanya seperti dulu?”

Baekhyun terdiam cukup lama. Chanyeol menghentikan aktivitasnya menyantap sereal dimangkuknya. Ia menatap baekhyun.

“sepertinya aku harus mengulangnya dari awal, chanyeol”

Chanyeol meghela nafas panjang mendengar lirihan baekhyun. ia menepuk-nepuk pelan pundak sahabatnya.

“tak seharusnya seperti itu”

“lalu? Apa aku harus meminta maaf padanya, memintanya kembali padaku. Dan semuanya akan selesai?”

“tidak baegitu baekki! Aish kau ini!”

Laki-laki bersurai hitam itu mempoutkan bibirnya. Mengundang gelak tawa dari baekhyun. bibirnya tersenyum tipis. Hatinya sedikit lega melihat sahabatnya masih bisa tertawa.

Tak kurang dari satu menit. Baekhyun mengubah raut mukanya kembali serius menatap chanyeol. Membuat sahabatnya mendesah.

“tapi, sepertinya aku akan menyerah di detik terakhir”

“waeyo?”

Baekhyun menunduk dalam. Mengingat kejadian kemarin pagi di cafe saat bertemu dengan sehun. Sorot mata tajam yang ia tau apa artinya. Ia tau, namja itu menaruh hati pada taeyeon.

“taeyeon sudah memiliki orang lain, yeollie”

Chanyeol menghela nafas. Matanya menerawang. Bagaimanapun, ia pernah memiliki perasaan yang sama seperti baekhyun. mencintai seorang gadis. Gadis yang sama dengan gadis yang juga dicintai sahabatnya. Hingga kenyataan pahit itu menyayat hatinya, bahkan sampai saat ini. Jika gadis itu resmi menjadi milik sahabatnya. Sampai detik ini pula baekhyun tak pernah tau tentang perasaannya.

“chanyeol?”

“ne? Apa yang barusan kau katakan?”

“kau tak mendengarku?”

Sosok jangkung itu hanya meringis, meminta maaf pada baekhyun.

“sudahlah”

“lalu apa rencanamu, baekki?”

“aku hanya akan menemuinya, menjelaskan semuanya. Setelah itu, kita akan kembali ke jepang”

“apa, kau berniat untuk menyutujuinya?”

Baekhyun menghela nafas berat. Ia sudah memikirkannya dengan matang. 

“ne! Aku akan menyutujui perjodohan itu”

Chanyeol terbelalak. Ia menatap tajam kearah baekhyun.

“apa kau gila?, setelah kau menjelaskan semuanya, aku yakin dia akan mengerti dan tentu akan kembali padamu! Bodoh. Kenapa kau berfikir sedangkal itu, huh?”

“aku tau! Tapi, percaya padaku. Aku hanya ingin meminta maaf padanya, dan menjelaskan semuanya. Aku tidak mau dia mengingatku selayaknya namja kurang ajar yang tega meninggalkannya waktu itu. Dan aku tidak akan memintanya kembali, yeollie”

***

Taman kota, Seoul –Korea Selatan
3.30 pm


Sehun tak hentinya mengusap rambut taeyeon. Gadis itu masih memeluknya erat dengan tangis yang belum terhenti. Beberapa kali sehun menghela nafas yang terasa sesak. Hatinya meronta, tak rela jika harus melihat gadis-nya menangis tersedu seperti ini.

“sudahlah, noona. Tidak usah kau pikirkan namja itu. Kejadiannya sudah dua hari yang lalu. Seharusnya kau melupakan kejadian itu”

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya kuat di dada bidang sehun. Ia semakin terisak, menahan rasa sesak yang menjejal dihatinya.

“tapi, noona. Dia bahkan tak mengingatmu, kan?”

“aku tau! Dan itu hanya pura-pura! Dia jahat sekali!”

“mungkin saja dia kecelakaan. Dan mengalami amnesia. Kau tak usah memikirkannya. Dia itu napeun namja! Dia sudah membuatmu menderita selama ini”

Taeyeon terdiam. Entahlah, rasanya tidak sesesak dulu. Rasa nyamanlah yang kini merayapi hatinya.

“sehun, ku rasa aku sudah sedikit bisa melupakannya”

Sehun melepas pelukannya. Memandang taeyeon dengan mata berbinar.

“jeongmal?”

“ne, kurasa”

“syukurlah”

Senyum bahagia kini terlukis diwajah tampan sehun. Setidaknya ada sedikit celah untuknya menghidupkan kembali hati gadis yang selama ini ia tempatkan di tempat teristimewa dihatinya.

***

Sekarang aku mengerti satu hal

Hatiku tak sepenuhnya mati

Karena, hati selembut kain sutra kini menyelimutiku

Membantuku menemukan celah untuk hidup kembali

***

~Belum cukup sampai disitu. Karena cerita mereka masih belum sepenuhnya usai~

***
Tak jauh dari bangku ditengah taman kota yang sedari tadi dihuni oleh sepasang manusia yang tengah berpelukan. Sosok namja lain menatap mereka tajam. Tangannya terkepal. Jujur saja, hatinya memanas melihat setiap inci gerakan tangan sang namja yang dengan lembut membelai rambut sang gadis.

Matanya memanas. Ternyata apa yang sudah ia tekadkan sebelumnya sangat sulit dilakukan. Karena, nyatanya ia memang sangat mencintai gadis itu. Naas! Kenyataan memang selalu berbeda dengan harapan. Yah, harapan yang selama ini membuatnya optimis jika gadis itu masih mencintainya.

Kenyataannya? Sangat mudah sepertinya melupakan sosok napeun namja seperti dirinya.

“rasanya lebih menyakitkan dari waktu pertama aku memilih untuk melepasmu, taeyeon”

Baekhyun bermonolog lirih. Air matanya kembali terjatuh. Tubuhnya kaku. Tak ada harapan lagi. Tak ada kesempatan lagi. 

***

Malam harinya. Baekhyun memilih mendatangi rumah taeyeon. Berniat mengakhiri semuanya. Benar-benar berakhir. Dengan begitu ia akan kembali ke jepang dengan cepat.

Rumah bernuansa putih susu itu kini terpampang dihadapannya. Rumah yang cukup mewah. Elegant. Tentu dengan berbagai kenangan manis bersama taeyeon yang dulu ia ukir di rumah ini.

Setelah beberapa kali menghela nafas, akhirnya ia memilih mengetuk pintu berwarna putih itu.

TOK, TOK, TOK

Tiga kali ketukan. Pintu itu terbuka perlahan. Seketika tubuhnya menengang. Gugup. Ia takut jika matanya menatap gadis itu semuanya jadi kacau. Dan pada akhirnya ia ingin memiliki gadis itu lagi.

Tidak boleh!

“nuguse-“

...

....

.....

Taeyeon menatap kosong baekhyun. air matanya jatuh tanpa bisa ia cegah. Hatinya memberat. Benarkah, jika asumsi otaknya tentang ia yang sudah melupakan baekhyun itu benar adanya? Jika iya, mengapa semuanya terasa hambar. Pada nyatanya ia ingin kembali pada baekhyun. ia ingin memeluknya.

Satu hal yang baru ia ingat. Mana mungkin baekhyun mengingatnya?. Sama seperti waktu mereka dipertemukan kembali di cafe saat itu.

“mau apa kau kemari?, bukankah kau tak mengenalku?”

Gadis itu menghapus kasar air matanya. Ia menatap sinis ke arah baekhyun. sementara baekhyun menghela nafas berat. 

“untuk yang waktu itu, aku minta maaf taeyeon”

Baekhyun menatap taeyeon hangat. Tatapan yang dulu sempat menjadi candunya. Tapi, entahlah. Untuk saat ini tatapan itu justru membuatnya muak!

“oh, jadi benar. Kau hanya berpura-pura tidak mengenalku waktu itu! Hah, aku terlalu bodoh sepertinya”

“terserah kau mau memaafkanku atau tidak. Tapi, ada satu hal yang ingin aku bicarakan denganmu”

***

Malam dengan awan hitam pekat. Tanpa bintang satupun. Tapi mata gadis itu masih tak lepas memandangi langit kosong itu. Seakan Menerawang ke masa lalu.

Sementara baekhyun hanya memandangi wajah gadis itu dari samping.

Cantik. Masih cantik dan sempurna seperti saat dulu mereka bersama. Kenangan-kenangan  diantara mereka masih jelas terekam di otaknya. tak akan pernah hilang. Tak akan pernah terlupakan satupun.
Hening.

30 menit mereka lalui dalam diam. Hanya gemerusuk daun dan semilir angin yang sesekali terdengar dan menerpa tubuh mereka. Seolah menyadarkan mereka, jika malam sudah semakin larut. Dingin yang mulai menusuk hingga tulang. Mungkin saja dapat membunuh mereka perlahan. Tapi tak sedikitpun dari mereka yang menghiraukan bisikan angin. Angin tetaplah angin. Yang hanya sekejap melewati mereka, tanpa arti dan terus berlalu. 

Sama seperti masa lalu, bukan?

Tapi, kenapa sangat sulit melupakan itu semua?

.....

“apa yang ingin kau bicarakan?”

Namja itu tersadar. Merubah posisi duduknya. Mengalihkan pandangannya ke arah langit. Menerawang dengan pandangan kosong.

“dulu, saat kita berpisah kau menanyakan alasannya kan?”

Gadis itu menoleh ke arah baekhyun. menatapnya dari samping.

Masih tampan. Seperti dulu. 

“aku, dua hari sebelum hari itu aku pergi ke jepang menemui keluargaku”

Baekhyun menghela nafas. Sesak.

“mereka menjodohkanku”

DEG!

‘Jadi karena itu?’

Taeyeon menangis. Isak tangisnya mulai terdengar di telinga baekhyun. memilukan. Ia memeluk baekhyun erat. Baekhyun bergeming. Tapi satu tangannya mengelus pelan rambut taeyeon.

“kau tak mengatakan itu! Kalau kau mengatakan alasannya saat dulu, aku pasti tak akan membecimu! Baekhyun!”

Memejamkan mata. Hanya itu yang bisa ia lakukan ketika gadis itu meracau. Menyalahkan diri. Ia bersumpah itu lebih menyakitkan dari apapun yang pernah ia rasakan. Sekalipun ada benda dengan berat berton-ton yang jatuh tepat di atas kepalanya.

“uljima”

“sekarang, aku harus bagaimana, Baekhyun?”

“kau punya sehun. Mianhae untuk semuanya. Aku, akan kembali ke jepang. Setelah itu aku akan menikah dengan gadis pilihan orang tuaku disana”

Taeyeon tak membalas. Ia hanya menangis terisak dipelukan baekhyun. 

Biarkan saja. Bukankah masa lalu seperti angin? Hanya berlalu, tak berarti.

***

Dan seperti yang aku katakan di awal

Takdir tak akan selamanya bahagia di akhir

Tapi satu hal,

Ia memiliki sebuah rahasia

Jika bahagia, bukan akhir dari segalanya


7 comments :

  1. T__T kenapa mereka harus berpisah T__T
    another ff baekyeon aku tunggu!

    ReplyDelete
  2. hahaha mianhae chingu u,u salahkan otak saya yang tiba-tiba pengen ending begitu kekeke~
    insyaalloh, kamu tunggu aja ya^^ gomawo udah mampir kesini:)

    ReplyDelete
  3. Daebak thor ff nya'-')b
    Aku tunggu yaa ff baekhyun yang lain

    ReplyDelete
  4. Baru nemu ff ini fufufu~~
    Bagus thor :D
    Feel nya dapet......ngerasain apa yang taeyeon rasain. ngena deh pokoknya XD

    ReplyDelete
  5. keren thor ..
    ditunggu ff baekhyun lagi
    fighting

    ReplyDelete
  6. Huwwweeeeeeeeeee kejer thor T-T kenapa mereka harus pisah sih thor T-T ditunggu ff Baekyeon selanjutnya yaa

    ReplyDelete